kievskiy.org

Kalau Soekarno Ditanya Kenapa Bandung, Begini Dia Menjawab

Monumen Soekarno di Museum Penjara Banceuy, Jalan Banceuy, Bandung, Kamis 28 Maret 2024.
Monumen Soekarno di Museum Penjara Banceuy, Jalan Banceuy, Bandung, Kamis 28 Maret 2024. /Pikiran Rakyat/Muhamad Rizki

PIKIRAN RAKYAT - "Aku kembali ke Bandung, kepada cintaku yang sesungguhnya", ucap Soekarno. Pernyataan itu kembali mendapat popularitasnya setelah menjadi filler di banyak billboard di Bandung yang kosong ditinggal pengiklan selepas pemilu 2024.

Kenapa Bandung? Tentu saja Soekarno memilih Bandung bukan karena ritme kehidupannya yang lambat seperti yang diglorifikasi anak muda sekarang. Tentu bukan pula hanya karena masalah geografis. 

Presiden pertama Republik Indonesia Ir. Soekarno tak bisa dilepaskan dengan Bandung, Jawa Barat. Banyak tempat yang menjadi saksi sejarah perjalanan Bung Besar itu. Sebut saja Gedung Merdeka, tempat sang Singa Podium itu pidato dengan tajuk Let a New Asia and News Africa be Born.

Bung, kenapa Bandung?

Jika 100 tahun lalu Soekarno ditanya, "kenapa Bandung?" kira-kira beginilah dia akan menjelaskannya.

Bandung punya sejarah penting dalam perjalanan hidup Soekarno. Seusai menyelesaikan pendidikan di Hooge Burgelijke School Surabaya, dia melanjutkan pendidikan di Technische Hoogeschool te Bandoeng.

Akhir Juni 1921, Soekarno muda menginjakkan kaki di Kota Kembang bersama istrinya, Siti Utari, anak Haji Oemar Said (H.O.S.) Tjokroaminoto, Ketua Sarekat Islam Pusat di Surabaya. Dia mengubur impian melanjutkan pendidikan di luar negeri karena kondisi ekonomi orangtuanya. Bung Besar itu lantas memilih Technische Hoogeschool de Bandoeng, kampus impian generasi muda kala itu.

Dia terdaftar sebagai mahasiswa tahun akademik ke-2, dari 2 Juli 1921—1 Juli 1922. Dia tinggal di rumah Haji Sanusi, pengurus Sarekat Islam Bandung, sahabat mertuanya.

Soekarno kembali ke Surabaya

Haji Sanusi membuka pintu lebar-lebar untuk menantu sahabatnya itu. Soekarno dan Utari diterima dengan baik. Benih cinta timbul dari benak Bung Besar kala melihat Inggit Garnasih, istri Haji Sanusi.

Dalam tulisan bertajuk Bung Karno Mahasiswa di Bandung 1921, H. Rosihan Anwar mengungkapkan bagaimana Bung Besar jatuh cinta pada pandangan pertama. Saat Soekarno melihat ruang kamar di dalam dan melihat tubuh seorang wanita dengan kembang merah di rambut dan senyum yang menyilaukan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat