kievskiy.org

Bandung Raya Tetap Bau Runtah meski Pimpinan Daerah Berganti Entah Berapa Kali

Aktivitas pembuangan sampah di TPA Sarimukti, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Minggu, 19 November 2023.
Aktivitas pembuangan sampah di TPA Sarimukti, Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Minggu, 19 November 2023. /Pikiran Rakyat/Bambang Arifianto

PIKIRAN RAKYAT - Seperti tak ada habisnya, permasalahan sampah di Bandung Raya tak juga terselesaikan sejak lama. Siapa pun gubernur dan wali kota serta bupatinya, entah sudah berapa kali pimpinan daerah berganti, sampah masih jadi masalah akut di Bandung Raya.

Sebutan Bandung lautan sampah hingga Bandung darurat sampah tersemat manakala Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang menjadi tumpuan utama pembuangan sampah mengalami masalah. Sampah yang diproduksi warga di kawasan Bandung Raya tertahan dan tidak bisa dibuang ke TPA. 

Rasanya tidak akan ada yang lupa dengan tragedi yang terjadi di TPA Leuwigajah tahun 2005 . TPA yang menampung sampah dari kawasan Bandung Raya itu tiba-tiba meledak dan diikuti longsor yang menyapu kawasan permukiman di sekitar TPA, menewaskan 153 orang.

Pascatragedi TPA Leuwigajah, praktis kawasan Bandung Raya tak bisa membuang sampah. Alhasil, Kota Bandung sebagai salah satu penyumbang sampah terbesar mengalami kesulitan membuang sampah. Sampah menggunung di berbagai sudut kota hingga Bandung disebut Bandung lautan sampah.

Berbagai upaya yang dilakukan sepertinya belum mampu menuntaskan masalah sampah. Di sisi lain cara-cara pembuangan sampah secara konvensional masih jadi pilihan, hingga kemudian TPA Sarimukti menjadi TPA berikutnya yang menampung sampah kawasan Bandung Raya usai TPA Leuwigajah ditutup total.

Bandung Lautan Sampah 2023

Tahun 2023, ketika TPA Sarimukti terbakar hebat, permasalahan dan penumpukan sampah lagi-lagi muncul. Kawasan Bandung Raya kembali kesulitan melakukan pembuangan sampah akibat TPA Sarimukti yang ditutup karena kebakaran. 

Tumpukan sampah terjadi di semua TPS (Tempat Pembuangan Sementara) yang ada di berbagai wilayah dan Bandung Raya pun masuk dalam kondisi darurat sampah, sama halnya saat Bandung lautan sampah terjadi pada 2005.

Meski demikian, berbagai kondisi kedaruratan sampah yang sudah terjadi di kawasan Bandung Raya tak lantas membuat warganya mengalami perubahan perilaku dalam hal pengelolaan sampah. 

Kalaupun ada upaya pengolahan seperti yang dilakukan di beberapa wilayah yang mampu mengolah sampah hingga bernilai ekonomis, nyatanya tak mampu menurunkan produksi sampah secara signifikan di wilayah Bandung Raya. 

Sebabnya, sampah yang diolah masih sangat kecil jika dibanding produksi sampah seluruh masyarakat. Belum ada pengolahan sampah di hulu sehingga masih banyak sampah organik yang dibuang ke TPS.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat