kievskiy.org

Kontroversi Demo Buruh di Bandung, Kritis terhadap Pemprov Jabar atau Hanya Kekacauan Belaka?

Ilustrasi demo.
Ilustrasi demo. /Pixabay/Erich_rg

PIKIRAN RAKYAT - Demo buruh yang berlangsung di Kota Bandung beberapa waktu lalu menarik untuk dibahas. Pasalnya, aksi tersebut nyaris tidak mendapat simpatik dari warga Bandung.

Bahkan, boleh jadi demo buruh ini satu-satunya aksi di Kota Bandung yang tidak didukung oleh para warganya setidaknya oleh followers Instagram PRFM News. Betapa tidak, salah satu berita yang dimuat di PRFM News pada Jumat, 15 Desember 2023 hampir 1.700 komentar mengkritik bahkan menghujat aksi buruh tersebut.

Hal tersebut dipicu oleh aksi para pengunjuk rasa yang memblokir jalan Tol Padaleunyi sehingga memacetkan jalan tol selama kurang lebih 4,5 jam.

Begitu pun pada beberapa unggahan berita PRFM News lainnya, juga ditanggapi dengan caci maki yang sama, hampir tidak terbaca komentar yang mendukung terhadap aksi ini.

Karena aksi blokir jalan tol ini banyak orang yang dirugikan termasuk orang yang harus datang ke RS Hasan Sadikin serta yang memiliki keperluan mendesak lainnya. Akibatnya mereka dihujat, bahkan ada yang mendoakan agar tuntutan buruh tentang besaran UMK 2024 ini tidak dikabulkan.

Selain itu, tak sedikit netizen juga yang mengkritik penampilan para buruh yang menggunakan sepeda motor merek dan tipe tertentu yang berharga puluhan juta dan HP yang mereka pegang saat demo yang berharga nyaris sama dengan motor.

Kemacetan di Tol Cipularang akibat aksi buruh, Kamis 14 Desember 2023.
Kemacetan di Tol Cipularang akibat aksi buruh, Kamis 14 Desember 2023.

Irasionalitas Massa

Berbeda dengan era orde baru, pada era reformasi aksi demo memang tidak dilarang, bahkan dilindungi oleh peraturan perundang-undangan sesuai pasal 28 UUD 1945, karena itu aksi demo seringkali muncul untuk menyuarakan ketidakadilan atau ketimpangan yang terjadi dalam masyarakat. Unjuk rasa pun bahkan bisa mendapatkan pengawalan dari pihak kepolisian, dari tempat asal menuju lokasi unjuk rasa.

Akan tetapi, acapkali pihak pengunjuk rasa tidak siap bahkan tidak memiliki kemampuan untuk mengatur pesertanya apalagi jika jumlahnya ratusan hingga ribuan orang sehingga acapkali terjadi tragedi atau kericuhan karena ternyata pengunjuk rasa tidak menepati waktu sesuai surat permohonan, atau peserta demo melakukan tindakan tidak terpuji sehingga seringkali aparat harus membubarkan aksi secara paksa.

Jumlah massa yang besar memang memiliki kekuatan untuk menekan penguasa atau pihak tertentu. Sejumlah pakar psikologi seperti Jarvis (2000) ataupun pakar ilmu komunikasi yang sejak lama mengatakan bahwa massa dengan jumlah yang besar dapat mempengaruhi sebuah kebijakan publik. Itu sebabnya demo menjadi media yang ampuh untuk tujuan itu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat