PIKIRAN RAKYAT - Demonstrasi menolak pengesahan Omnibus Law Undang-undang (UU) Cipta Kerja berakhir rusuh, bahkan anarkis.
Hal ini disayangkan banyak orang karena mencoreng niat pengunjuk rasa untuk menyampaikan aspirasi terkait Omnibus Law Undang-undang (UU) Cipta Kerja secara damai.
Namun, analis intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta meyakini memang ada penyusup yang sengaja ingin memprovokasi massa penolak Omnibus Law Undang-undang (UU) Cipta Kerja.
Baca Juga: Ditinggalkan, PDIP Kehilangan Dukungan sebab Kekecewaan, Gerindra dan Demokrat Jadi Pilihan Berlabuh
Stanislaus yakin sebenarnya buruh dan mahasiswa yang bergabung dalam aksi tersebut murni hanya ingin meneriakkan aspirasi mereka sebagaimana dikabarkan Warta Ekonomi dalam artikel sindikasi dari Viva.
Ia menuding ada beberapa provokator yang merupakan penyusup sengaja bertindak brutal sehingga masyarakat tidak simpatik pada pendemo.
"Adanya penyusup yang memprovokasi dan melakukan perusakan fasilitas umum serta perlawanan terhadap aparat membuat situasi menjadi ricuh," ujar Stanislaus, Jumat 9 Oktober 2020.
Baca Juga: Pakistan Putuskan Blokir TikTok, Dianggap Gagal Saring Konten Tak Bermoral
Stanislaus menjelaskan aksi perusakan seperti pembakaran halte busway di Jakarta, perusakan kendaraan polisi termasuk ambulans, menunjukkan para pelaku mempunyai tujuan lain, dan bukan menolak UU Cipta Kerja.