kievskiy.org

Sekolah dan Guru Penggerak Diharapkan Efektif Lahirkan Agen Perubahan

Ilustrasi guru.
Ilustrasi guru. /Pikiran-rakyat.com/Ade Mamad ADE MAMAD

PIKIRAN RAKYAT - Adaptasi terhadap reformasi pendidikan di Indonesia mutlak harus dilakukan secara cepat. 

Hal itu melahirkan urgensi untuk terus melahirkan agen-agen perubahan pendidikan melalui sekolah-sekolah di seluruh daerah di Indonesia.

Koordinator Bidang Tata Kelola Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud Winner Jihad Akbar menuturkan, kurikulum dari atas ke bawah yang dulu diterapkan agar daerah mengikuti begitu saja kebijakan pusat, sudah tidak relevan dilakukan.

 Baca Juga: Gabung Arsenal, Martin Odegaard Anggap Eks Pemain Chelsea sebagai Sang Hero

"Kalau dulu kebijakan top down, ada program, dana sekian, dilaksanakan, berhasil, lalu kalau sudah selesai ya sudah. Sekarang tidak bisa lagi begitu. Harus  ada internalisasi dan perubahan mindset, termasuk bagi guru, sekolah, dan pengawas di daerah," ucap Winner, saat menjadi pembicara salah satu sesi  pelatihan daring bagi peserta Fellowship Jurnalisme Pendidikan Indonesia 2021 yang diinisiasi Gerakan Jurnalis Peduli Pendidikan (GJPP), Kamis, 28 Januari 2021.

Disebutkan Winner, hal tersebut mendasari berbagai kebijakan merdeka belajar yang diluncurkan oleh Kemendikbud, seperti sekolah penggerak yang akan diluncurkan dalam waktu dekat. Sekolah penggerak ditujukan untuk meningkatkan kualitas hasil belajar siswa di seluruh Indonesia, dengan cara mendemonstrasikan kepemimpinan pembelajaran (instructional leadership) terutama dari kepala sekolah beserta guru di dalamnya.

 Baca Juga: Tampil Nyentrik Berikat Kepala, Ganjar Pranowo Disuntik Vaksin Dosis Kedua, Lengan Bajunya Kok Lepas?

Secara umum, gambaran akhir sekolah penggerak adalah mencapai hasil belajar di atas level yang diharapkan, tidak lagi terjadi perundungan di lingkungan  belajar, pembelajaran yang berpusat pada murid, serta perencanaan program dan anggaran yang berbasis refleksi diri.

Intervensi yang dilakukan adalah dengan melakukan digitalisasi sekolah, perencanaan berbasis data, pembelajaran dengan paradigma baru, penguatan SDM  sekolah, serta pendampingan secara konsultatif dan asimetri.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat