kievskiy.org

Jeritan Siswa di Balik PJJ: Kami Harus Sekolah Tatap Muka

Ilustrasi ruang kelas yang kosong selama pandemi Covid-19. Siswa atau murid sekolah mengeluh kesulitan mendapatkan ilmu saat menjalankan pembelajaran jarak jauh atau PJJ dan ingin sekolah tatap muka segera.
Ilustrasi ruang kelas yang kosong selama pandemi Covid-19. Siswa atau murid sekolah mengeluh kesulitan mendapatkan ilmu saat menjalankan pembelajaran jarak jauh atau PJJ dan ingin sekolah tatap muka segera. /Pixabay/weisanjiang

PIKIRAN RAKYAT – Komisioner KPAI, Retno Listyarti membeberkan hasil survei terhadap siswa, orangtua siswa, dan guru terkait Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang selama ini diterapkan.

Hal itu disampaikan dalam acara Dua Sisi yang diunggah ulang ke kanal Youtube tvOneNews, Kamis 10 Juni 2021.

Retno Listyarti mengungkapkan kesimpulan dari hasil dua kali survei yang dilakukan KPAI selama PJJ

“Sebenarnya kesimpulannya adalah anak-anak dari keluarga miskin itu tidak terlayani,” ucapnya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari kanal Youtube tvOneNews, Jumat 11 Juni 2021.

Baca Juga: Masih Ada Kesempatan, Jangan Lewatkan Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor di Lima Provinsi Ini

Hal itu adalah karena adanya keterbatasan alat dan berbagai kemampuan lainnya, terutama PJJ bertumpu juga pada pendampingan orangtua. Sehingga, orangtua dituntut harus melek teknologi.

Problem-problem ini-itu sebenarnya, akhirnya anak-anak dari keluarga tidak mampu ini betul-betul enggak terlayani. Tapi anak-anak dari keluarga kaya memang terlayani dalam proses PJJ,” kata Retno Listyarti.

Namun, dia menuturkan bahwa setelah 15 bulan PJJ berjalan, tidak tampak adanya perbaikan, dan sebagian besar guru pun sudah banyak yang jenuh.

Retno Listyarti pun membeberkan hasil survei pertama yang dilakukan KPAI pada Juni 2020 lalu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat