PIKIRAN RAKYAT – Para guru harus berjibaku merancang cara siswa bisa belajar dari rumah di tengah situasi darurat ancaman wabah virus corona.
Berbagai kanal digital berbasis online digunakan dalam proses tersebut.
Penggunaan itu sebisa mungkin disesuaikan dengan kebutuhan kompetensi dasar sebagaimana yang terdapat di dalam kurikulum.
Kepala Sekolah SMPN 52 Jakarta, Heru Purnomo, setidaknya telah mulai memutar otak merancang cara pembelajaran siswa sejak Dinas Pendidikan DKI Jakarta mengundangnya beserta kepala sekolah lain pada Sabtu, 14 Maret 2020.
Saat itu, pihak Disdik DKI Jakarta tengah menyosialisasikan instruksi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menutup kegiatan belajar di sekolah selama 2 minggu.
"Hari Sabtu itu kami diundang bergelombang. Ada yang jam 16.00, ada yang jam 17.000. Ada juga yang datang hari Minggunya," kata pria yang juga Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia ini, Senin, 16 Maret 2020.
Baca Juga: Cegah Virus dan Bakteri Berkembang, Simak Tips Bersihkan Helm Sendiri di Rumah
Saat itu, katanya, pihak Disdik DKI Jakarta menyampaikan pesan kepada para kepala sekolah yang hadir supaya sistem pembelajaran di rumah dijalankan karena telah ada instruksi gubernur.
"Selanjutnya, saya tindaklanjuti. Malam itu juga diputuskan harus segera ada briefing untuk menyamakan persepsi mengenai pembelajaran di rumah itu seperti apa," katanya.
Rapat internal SMPN 52 kemudian berlanjut lagi pada Senin. Dalam rapat itu disepakati beberapa hal teknis yang harus dilakukan dalam pembelajaran di rumah.
Baca Juga: Termasuk Jawa Barat dan Jakarta, Enam Provinsi Tunda UN SMK
Secara garis besar, siswa akan mendapatkan tugas untuk dikerjakan di rumah. Guru yang akan menyampaikannya melalui media pesan daring, seperti grup whatsapp, atau surat elektronik.
Salah satu prinsip yang ditekankan, katanya, adalah bahwa proses pembelajaran harus dibuat fleksibel mengingat kondisinya sedang darurat.