kievskiy.org

Kota Sukabumi Zona Hijau dan Sekolah Segera Dibuka, Epidemiolog: Jangan Banyak Orang Asing Masuk

Wapres Ma'ruf Amin dan Mendikbud saat meninjau SMAN 4 Kota Sukabumi yang akan menerapkan PKBM tatap muka.*
Wapres Ma'ruf Amin dan Mendikbud saat meninjau SMAN 4 Kota Sukabumi yang akan menerapkan PKBM tatap muka.* /Pikiran-Rakyat.com/Ahmad Rayadie

PIKIRAN RAKYAT - Epidemiolog yang juga Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung (Unisba) Fajar Awalia Yulianto menilai, meskipun Kota Sukabumi sudah masuk zona hijau penyebaran Covid-19, belum saatnya siswa kembali belajar di sekolah. Kecuali, Pemerintah Kota Sukabumi mampu menghentikan arus masuk dan keluar manusia dari dan ke Kota Sukabumi.

Apabila tetap dibuka, harus diterapkan protokol kesehatan yang sangat ketat di sekolah. Bahkan lebih ketat dibandingkan dengan protokol kesehatan di tempat umum lain, seperti perkantoran dan mal.

Hal itu karena intensitas kontak antarorang di sekolah jauh lebih sering. Mengingat kondisi ruang kelas tidak besar, sedangkan jumlah siswa dalam satu kelas bisa mencapai belasan hingga puluhan orang.

Baca Juga: Ungkap Sisi Lain Nikita Mirzani, Ayu Tng Ting: Kalau Ada yang Macam-Macam, Ngadu ke Dia

Protokol kesehatan di sekolah juga perlu diterapkan lebih ketat karena anak-anak masih belum paham tentang konsep resiko penularan penyakit. Berbeda dengan orang dewasa yang paham tentang konsep resiko penularan penyakit. Akibat ketidakpahaman anak-anak, mereka lebih susah diatur sehingga peran guru untuk mengatur anak-anak sangat besar.

"Guru perlu memberikan konsep penularan Covid-19 kepada anak-anak sebelum mereka belajar tatap muka di sekolah," kata Fajar kepada "PR", Rabu 8 Juli 2020.

Perlu diingat pula, anak-anak memiliki daya tahan tubuh yang tidak sekuat orang dewasa. Di Indonesia, jumlah anak-anak yang meninggal akibat Covid-19 cukup tinggi. Berbeda dengan negara lain, seperti Tiongkok.

Baca Juga: Miliki Keanekaragaman Hayati, Kaldera Toba Sumut Resmi Ditetapkan Jadi UNESCO Global Geopark

Untuk menghindari munculnya klaster penyebaran Covid-19 di sekolah, kontak antarwarga sekolah perlu diminimalisir. Membagi jumlah anak-anak yang hadir di sekolah dan di rumah bisa dilakukan. Meminimalisir orang asing yang hadir di sekolah juga perlu dilakukan, seperti dengan mengurangi jumlah pedagang di area sekolah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat