kievskiy.org

Program Guru Penggerak Disebut Diskriminatif dan Menyita Waktu, Banyak Tugas Pokok Terabaikan

Ilustrasi guru penggerak.
Ilustrasi guru penggerak. /Antara/Nyoman Hendra Wibowo

PIKIRAN RAKYAT - Sejumlah aktivis guru mengkritisi Program Guru Penggerak (PGP) yang telah berjalan beberapa tahun terakhir.

Mereka menilai, program tersebut tidak menjadi jaminan adanya perubahan paradigma guru terkait pembelajaran yang diharapkan pemerintah.

Presidium Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Fahmi Hatib mengatakan, PGP yang dijadikan kebijakan episode 5 Merdeka Belajar, pada dasarnya diniatkan sebagai program pendidikan kepemimpinan bagi guru.

Para guru dilatih untuk menjadi pemimpin-pemimpin di masa depan yang mewujudkan SDM unggul Indonesia. Menurut dia, secara konsep, program ini cukup baik.

Baca Juga: Nadiem Makarim Imbau Kepala Daerah Prioritaskan Lulusan Guru Penggerak Jadi Kepala Sekolah

Apabila berhasil, program itu berpotensi menjadi program yang akan berdampak besar pada pendidikan di Indonesia.

”Namun, fakta di lapangan menunjukkan, proses seleksi dan pelatihan yang lama bagi calon guru penggerak (CGP) ini, bukannya menjamin perubahan paradigma pembelajaran, tetapi justru telah menyita waktu dan tenaga para CGP,” katanya, Selasa 3 Januari 2023.

Menurut dia, para guru kerap disibukkan dengan materi pelatihan. Akibatnya, tugas pokok sebagai guru, rentan terabaikan.

”Banyak tugas pokok yang mereka abaikan hanya untuk mengejar status lulus,” ujar Fahmi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat