kievskiy.org

Pedagang Cuanki Merana, Imbas Produk Tahu yang Semakin Langka

Ilustrasi tahu, bahan pembuatan cuanki yang semakin langka karena perajinnya mogok, imbas naiknya harga kedelai.
Ilustrasi tahu, bahan pembuatan cuanki yang semakin langka karena perajinnya mogok, imbas naiknya harga kedelai. /Pixabay/focusonpc Pixabay/focusonpc

PIKIRAN RAKYAT - Para perajin tahu dan tempe sepakat untuk meliburkan produksi pada 28-31 Oktober 2022. Selain itu, mereka juga menyepakati untuk menaikkan harga penjualan tahu citak maupun takus (citak bungkus) sebesar 10 persen-15 persen.

Pemberitahuan itu berdasarkan surat pemberitahuan yang dikeluarkan Paguyuban Tahu-Tempe Jawa Barat. Para perajin tahu dan tempe mengharapkan pemerintah memberikan kebijakan terhadap kenaikan bahan baku tahu dan tempe.

Sementara itu, mogoknya perajin tahu dan tempe itu menyulitkan para pedagang olahan tahu dan tempe. Misalnya, pedagang cuanki di Lembang. Mereka terpaksa tidak dapat berjualan selama perajin tahu dan tempe tidak memproduksi.

”Untuk bahan baku cuanki, saya mengandalkan tahu Cibuntu. Soalnya, memiliki tekstur yang mudah mengembang saat digoreng. Berbeda dengan jenis lain yang cenderung basah sehingga susah kering,” ucap Amin (50), pedagang cuanki di Alun-alun Lembang pada Kamis 27 Oktober 2022.

Baca Juga: Son Ye Jin dan Hyun Bin Akhirnya Umumkan Gender dan Bulan Kelahiran Anak Pertama

Amin mengatakan setiap minggunya dia biasa membeli tahu untuk bahan baku cuanki sebanyak 1.000 buah. Nantinya, tahu tersebut akan menghasilkan sekitar 2.000 cuanki.

Namun demikian, Amin tidak sempat belanja lagi. Persediaan tahu hanya tersisa 500 potong. Biasanya, persediaan sebanyak itu hanya untuk satu hari di akhir pekan karena Amin juga memasok tahu untuk di destinasi wisata.

”Sepertinya, saya mau pulang kampung dulu ke Singaparna selama perajin tahu mogok. Karena saya tidak memiliki persediaan sehingga tidak mungkin bisa berjualan,” ucapnya.

Tiga kali naik

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat