kievskiy.org

Nurul Tempa Mental saat Jadi Pengusaha Rambak, Ketuk Hati Pedagang dari Pasar ke Pasar

Nurul, pemilik UMKM Rambak Kulit Sapi Asli NAUFALIA.
Nurul, pemilik UMKM Rambak Kulit Sapi Asli NAUFALIA. //Pikiran-Rakyat.com/Nopsi Marga /Pikiran-Rakyat.com/Nopsi Marga

PIKIRAN RAKYAT – Pernahkan Anda mencicip rambak kulit sapi? Jika belum, sensasi renyah dan gurih dalam sekali gigitan akan Anda rasakan saat mencicipinya.

Rasa asin rambak kulit sapi membuatnya sangat cocok jadi pendamping makanan besar, dan juga sebagai ganti kerupuk. Di beberapa restoran masakan Padang, rambak kulit sapi bisa dengan mudah dijumpai.

Tentu hal itu sangat lumrah, pasalnya rambak kulit sapi merupakan makanan khas Bukittinggi (Sumatera Barat), Solo, Tulungagung, hingga Tegal. Anda bisa dengan mudah menjumpai rambak kulit sapi di daerah-daerah ini.

Tapi jangan salah, rambak kulit sapi juga bisa ditemui dengan mudah di Klaten, terutama di Kecamatan Cawas. Bahkan sudah terdapat klaster rambak di Desa Bawak, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten.

Baca Juga: Abon Tria Tumbuh Bersama BRI, Roda Bisnis Bisa Berputar dengan Kemudahan KUR

Pengusaha rambak kulit sapi di Desa Bawak bisa dijumpai dengan mudah, dengan jarak kurang dari 500 meter. Pengusaha rambak kulit sapi ini tak kenal usia, ada yang muda hingga ada juga yang tua.

Usaha rambak sudah jadi tradisi yang diwariskan turun-temurun oleh masyarakat Desa Bawak. Nurul, pemilik UMKM Rambak Kulit Sapi Asli NAUFALIA, rela pulang ke kampung halaman suaminya untuk mewarisi usaha rambak dari keluarga sang suami.

Rambak NAUFALIA ini sudah berdiri selama tiga tahun. Nurul selaku pemilik usaha, awalnya pergi ke Jakarta untuk mengais rezeki seperti masyarakat pada umumnya yang berharap bisa mencari penghidupan di kota besar ini.

Etalase yang terpajang di depan rumah Nurul, berisi dagangan rambak dan abon.
Etalase yang terpajang di depan rumah Nurul, berisi dagangan rambak dan abon.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat