PIKIRAN RAKYAT - Makanan yang mengandung gula dan lemak tinggi berpotensi menurunkan imunitas tubuh. Pada periode pandemi Covid-19 dalam rentang tahun 2020-2021, makanan yang tinggi kandungan gula dan lemak menjadi favorit masyarakat, termasuk mereka yang sedang menjalani isolasi mandiri atau isoman.
”Laporan Tren F&B Indonesia 2020-2021 GrabNext menyebutkan, hampir 7 juta orang memesan martabak pada 2020. Hasil survei yang sama juga menyebutkan bahwa setiap 10 detik, 1 teh susu varian hazelnut masuk dalam pesanan. Padahal, kandungan gula kedua jenis makanan ini sangat tinggi,” tutur dokter spesialis Gizi Klinik, dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, SpGK. pada Webinar Re.juve ”Bahaya Salah Asupan di Tengah Pandemi dan Isolasi Mandiri”, Rabu 18 Agustus 2021.
Juwalita mengatakan, secara umum, bahaya yang dapat ditimbulkan dari konsumsi pangan dengan tambahan gula (free sugar/added sugar) berlebih adalah menurunnya kemampuan sel-sel imun tubuh dalam membasmi penyebab infeksi seperti virus. Kondisi ini menyebabkan respons imun tubuh menjadi tidak optimal.
”Tidak hanya menyebabkan menurunnya imunitas tubuh, konsumsi free sugar/added sugar berlebih akan berdampak pada terganggunya kondisi psikologis seseorang,” ujarnya.
Baca Juga: Fakta Nutrisi dan Manfaat Strawberry, Efektif Turunkan Berat Badan
Di sisi lain, menurut Juwalita, saat isoman biasanya keluarga dan kerabat mengirimkan makanan kekinian untuk memberikan hiburan.
Padahal, makanan kekinian banyak mengandung lemak dan keju yang juga berdampak buruk dalam menurunkan imun tubuh sehingga bisa berbahaya bagi mereka yang sedang menjalani isolasi mandiri.
”Kebiasaan makan tinggi lemak akan memengaruhi reseptor tempat melekatnya SAR-COV2 sehingga lebih mudah masuk ke dalam tubuh,” ujarnya.
Juwalita menuturkan, lemak jenuh juga meningkatkan pengeluaran mediator proinflamasi dari sel imun sehingga memperparah gejala.