kievskiy.org

Fogging Tak Disarankan untuk Cegah DBD, Dinilai Kurang Efektif Dibandingkan 3M

ILUSTRASI fogging .*
ILUSTRASI fogging .* /AGUS KUSNADI/KP

PIKIRAN RAKYAT - Dokter sekaligus edukator Kementerian Kesehatan, Alvin Saputra, mengatakan, pemberantasan sarang nyamuk melalui pengasapan atau fogging tidak efektif. Pasalnya, fogging kerap membuat nyamuk mati, tapi belum tentu sarang nyamuknya hancur.

"Saat ini (fogging) tidak disarankan," tuturnya dalam acara bertema #Ayo3mplusVaksinDBD di Jakarta, Kamis, 21 Maret 2024.

Alvin menyarankan pemberantasan sarang nyamuk dengan kegiatan 3M plus atau menguras tempat penampungan air, menutup secara rapat penampungan air, serta melakukan daur ulang barang-barang bekas.

Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht, mengatakan, seiring datangnya musim hujan, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) meningkat di beberapa wilayah. Menurutnya, semua orang di Indonesia berisiko terkena DBD, tanpa melihat umur, di mana mereka tinggal, dan gaya hidup.

"Tidak ada obat spesifik dalam menyembuhkan DBD, makanya pencegahan penting," katanya.

Sebelumnya, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan, Imran Pambudi, mengatakan, ada 114.720 kasus demam berdarah pada 2023. Dari kasus tersebut, sebanyak 894 kasus merenggut korban jiwa.

Sementara pada 2024, Imran menyebutkan, sudah ada 35.556 kasus demam berdarah dengan 290 kasus kematian, dari awal tahun hingga minggu kesebelas.

Imran mengatakan, ada 5 kabupaten/kota dengan kasus tertinggi demam berdarah pada 2024. Kota Bandung menjadi kota tertinggi kasus demam berdarah, yakni sekira 1.300 kasus. Lalu diikuti Kota Kendari (1.195 kasus), Kabupaten Bandung Barat (955 kasus), Kota Bogor (929 kasus), dan Kabupaten Subang (824 kasus).***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat