PIKIRAN RAKYAT – Dalam invasi Rusia ke Ukraina, China menjadi satu dari sebagian kecil negara di dunia yang terang-terangan memihak Presiden Vladimir Putin.
Sudah jadi rahasia umum jika Presiden Xi Jin Ping dan jajaran pejabatnya selalu berusaha memojokkan aliansi Barat, Uni Eropa (EU), beserta NATO dalam berbagai kesempatan.
Namun, kabar mengejutkan kali ini datang dari Menteri Luar Negeri China, Wang Yi. Pasalnya, dia terlibat diskusi dengan mitranya dari Ukraina, Dmytro Kuleba untuk menyudahi konflik di Ukraina.
Wang Yi menghubungi Kuleba melalui panggilan telepon pada Senin, 4 April, mengatakan pihak Beijing menyerukan kembali pembicaraan untuk mengakhiri konflik tersebut.
Baca Juga: Manusia Gerobak Marak Ditemui di Bulan Ramadhan, Kemensos: Kita Akan Tindak
Dari keterangan pemerintah Beijing, panggilan dibuat atas dasar permintaan Ukraina. Panggilan merupakan percakapan tingkat tinggi pertama antar keduanya sejak 1 Maret lalu.
Kuleba meminta Beijing untuk memanfaatkan hubungannya dengan Moskow dalam menghentikan invasi Rusia.
Isi pembicaraan itu telah dikonfirmasi Kementerian Luar Negeri Ukraina, sebagaimana dilansir Pikiran-Rakyat.com dari Reuters, Selasa, 5 April 2022.
"Perang pada akhirnya berakhir. Kuncinya adalah merefleksikan rasa sakit, untuk menjaga keamanan permanen di Eropa dan membangun mekanisme keamanan Eropa yang seimbang, efektif, serta berkelanjutan," kata Wang Yi.