kievskiy.org

Kasus Sekte Sesat di Kenya, Hasil Autopsi Ungkap Hal Mengejutkan

Ilustrasi korban meninggal.
Ilustrasi korban meninggal. /Pixabay/soumen82hazra

PIKIRAN RAKYAT - Kasus sekte sesat yang menewaskan puluhan orang di Kenya hingga kini masih dilakukan penyidikan. Ahli Patologi setempat melaporkan bahwa pemeriksaan medis menunjukkan beberapa jasad memiliki tanda-tanda kelaparan yang tinggi, termasuk adanya sesak napas sebelum nyawa mereka melayang.

"Umumnya, sebagian besar dari mereka mengalami kelaparan. Kami melihat ciri-ciri orang yang belum makan. Tidak ada makanan di perut," ujar kepala ahli patologi pemerintah Johansen Oduor dalam pernyataan di Kenya dikutip Pikiran-Rakyat.com dari NDTV pada Selasa, 2 Mei 2023.

"Dua menunjukkan tanda-tanda sesak napas," ujarnya.

Kasus sekte sesat dengan puluhan orang tewas yang terungkap ke hadapan publik ini, berasal dari temuan mayat-mayat dalam area seluas 800 hektar Hutan Shakahola, Kenya timur pada pekan lalu.

Baca Juga: Kronologi Penembakan di Kantor MUI, Pelaku Kabarnya Berdomisili di Lampung

Pihak berwenang mengungkapkan, puluhan orang yang tewas dalam area hutan Shakahola itu adalah pengikut Gereja Good News International.

Pendeta Paul Mackenzie Nthenge adalah pemimpin yang dituduh menyebarkan instruksi sesat bagi pengikutnya untuk mati kelaparan hingga menjadi pertama pergi ke surga sebelum tibanya akhir dunia.

Selama pengusutan kasus sekte sesat di Kenya, sebanyak 44 orang berhasil diselamatkan dari upaya pelenyapan nyawa demi bertemu langsung dengan Tuhan itu.

Saat ini, Nthenge sudah dalam penahanan kepolisian bersama 14 tersangka anggota sekte lainnya, bahkan dia ditangkap sejak 14 April 2023.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat