kievskiy.org

Akar Masalah Konflik Israel-Palestina Menurut MUI

 Roket ditembakkan dari Gaza menuju Israel, di Gaza, 10 Oktober 2023.
Roket ditembakkan dari Gaza menuju Israel, di Gaza, 10 Oktober 2023. /Reuters/Mohammed Salem

PIKIRAN RAKYAT - Majelis Ulama Indonesia (MUI) buka suara ihwal konflik Israel-Palestina yang tengah bergejolak. Mula-mula, konflik kembali pecah seusai Hamas menyerang Israel pada Sabtu, 7 Oktober 2023 pagi waktu setempat.

Israel lantas meluncurkan serangan balasan ke Palestina. Angkatan Udara Israel (IAF) bahkan mengeklaim, sejak Sabtu pihaknya telah menjatuhkan 6.000 bom, menargetkan Hamas di Gaza.

Ketua MUI Bidang Hukuman Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim menilai, tindakan Israel terhadap Palestina dinilai telah memenuhi syarat sebagai kekuatan imperialisme, kolonialisme, dan terorisme yang sistemik. Adapun alasannya menilai Israel sebagai kekuatan terorisme yang sistemik adalah karena telah menindas Palestina sejak 1948.

Akar masalah

Dia menerangkan, Israel telah merampas wilayah permukiman warga Palestina dengan pengusiran paksa serta membikin permukinan warga Israel di tempat itu. Hal itu disampaikannya di Jakarta, Jumat.

"Hal ini jelas melanggar hukum internasional," tutur dia "ini adalah akar dari masalah."

Dalam kesempatan itu, dia mengungkapkan, jumlah korban meninggal dunia dari kubu Palestina memiliki jumlah yang lebih banyak. Sudarnoto lantas menegaskan bahwa narasi yang berkembang bahwa Hamas telah melakukan terorisme merupakan klaim yang tidak benar. "Ini adalah perlawanan."

Pembelaan

Senada dengan MUI, pakar hukum internasional Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat, Prof. Muhammad Sood menilai, serangan Hamas ke Israel sebagai bentuk pembelaan. Dia berpendapat, serangan yang diluncurkan pada Sabtu itu bukanlah bentuk perlawanan.

Sood menyebut, semestinya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berperan penting dalam menyelesaikan konflik yang berlatar historis dan politis itu, termasuk negara-negara Timur Tengah yang berbatasan langsung dengan kedua negara konflik itu.

"Masalahnya dalam PBB ada Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis yang notabene mendukung negara Israel. Negara-negara Islam di Timur Tengah harusnya juga bisa melakukan hal yang sama," ucapnya di Mataram, Senin.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat