kievskiy.org

Gempuran Israel Bikin 3.195 Anak Palestina Tewas

Seorang wanita Palestina dan anak-anak bereaksi pascaserangan Israel di Khan Younis, di selatan Jalur Gaza, pada Sabtu, 14 Oktober 2023.
Seorang wanita Palestina dan anak-anak bereaksi pascaserangan Israel di Khan Younis, di selatan Jalur Gaza, pada Sabtu, 14 Oktober 2023. /Reuters/Ibraheem Abu Mustafa

PIKIRAN RAKYAT - Sudah lebih dari 3 pekan Israel menggempur Palestina. Pengeboman hingga operasi jalur darat digencarkan, operasi militer pun dikabarkan meningkat.

Hingga 29 Oktober 2023 malam waktu setempat dilaporkan ada 3.195 anak tewas akibat serangan Israel di Gaza. Al Jazeera melaporkan, pengeboman terhadap Gaza menimbulkan korban jiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya, khususnya pada anak-anak.

Save the Children berujar, angka-angka itu mengungkapkan fakta yang begitu mengerikan. Jumlah anak yang tewas lebih tinggi dari total anak yang terbunuh dalam konflik di seluruh dunia saban tahunnya sejak 2019.

Jumlah itu kemungkinan akan lebih tinggi karena 1.000 anak dilaporkan hilang. Kemungkinan besar, 1.000 anak itu terkubur reruntuhan bangunan yang hancur karena pengeboman Israel.

Baca Juga: Pendaki Wajib Tahu, Hal-Hal Kecil akan Berakibat Fatal di Alam Bebas

Gencatan senjata

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus meminta untuk gencatan senjata dan perdamaian. Dalam cuitannya belum lama ini, pria asal Tigray, Ethiopia, itu berbagi pengalamannya tumbuh di tengah perang.

"Sebagai seorang anak yang terjebak dalam bayang-bayang perang, saya sangat mengenal bau, suara, dan pemandangannya. Saya sangat berempati terhadap mereka yang kini terjebak di tengah konflik, merasakan penderitaan mereka seolah-olah penderitaan saya sendiri," kata dia via X.

Rumah sakit rusak

Kerusakan terjadi di Rumah Sakit Persahabatan Turki-Palestina di Gaza. Direktur rumah sakit tersebut Dr. Subhi Sukeyk berujar, serangan Israel di dekat rumah sakitnya membuat tempat kerjanya rusak.

"Rumah sakit tersebut merupakan satu-satunya pusat kesehatan di Gaza yang mampu menangani kasus kanker. Dalam beberapa minggu terakhir, mereka telah menghentikan beberapa layanannya karena Israel melarang bahan bakar masuk ke wilayah tersebut," demikian laporan terbaru Al Jazeera.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat