PIKIRAN RAKYAT - Palestina tidak memiliki tentara nasional yang sebanding dengan tentara nasional dari banyak negara lain, termasuk Israel. Negara ini memiliki sejumlah kelompok milisi dan paramiliter yang beroperasi di wilayah-wilayah yang dikuasainya, seperti Hamas di Jalur Gaza dan Fatah di Tepi Barat, namun tidak memiliki tentara nasional yang diakui secara internasional.
Pada 7 Oktober 2023, konflik Palestina dan Israel kembali memanas, hal ini bermula dari serangan Hamas ke Israel yang menewaskan banyak korban. Israel kemudian menyerang balik Palestina, namun kekuatan Israel tidak seimbang dengan Palestina karena tidak memiliki tentara.
Berdasarkan laporan Trt World, Israel mempunyai pasukan yang lengkap, mulai pasukan bersenjata, hingga senjata yang diproduksi oleh industri militer dalam negeri dan merupakan salah satu eksportir terbesar di dunia.
Sementara itu, laman Welcome To Palestine pada 2017 lalu melaporkan bahwa Palestina mempunyai pasukan keamanan paramiliter Otoritas Nasional Palestina (PNA), mencakup pasukan keamanan kecuali mengawal presiden, pasukan keamanan, dan intelijen umum.
Baca Juga: Kenapa Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Jadi Rebutan Umat Islam, Kristen, dan Yahudi?
Sejak persetujuan Oslo pada tahun 2004, PNA dan Israel dilaporkan memiliki perjanjian bilateral, ini membuat adanya batasan ukuran, persenjataan, dan struktur kekuatan.
Perjanjian tersebut memberikan hak istimewa terhadap Israel guna meninjau calon yang direkrut serta menahan persetujuan. Pada tahun 2007, ada 42 ribu di bawah pasukan keamanan tersebut.
Hamas juga memiliki pasukan militer bernama Brigade Izz ad-Din al-Qassam yang dibentuk pada tahun 1990. Pasukan ini dibentuk bertujuan sebagai gerakan perlawanan melawan pasukan Israel.
Pasukan tersebut terdaftar sebagai teroris di beberapa negara di dunia, antara lain Amerika Serikat, Uni Eropa, Israel, Kanada, dan lainnya.