PIKIRAN RAKYAT - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, kena amuk anggota parlemennya, lantaran setia mendukung tindak-tanduk Israel Penjajah di bumi Palestina. Bahkan, kebencian terhadap Biden disebut-sebut sudah setara dengan kebencian untuk Presiden AS terdahulunya, Donald Trump.
Setelah tiga bulan genosida di Gaza, setelah berbulan-bulan protes massal yang kian merebak dari seluruh penjuru dunia, seruan untuk Biden agar mendukung gencatan senjata juga terus digaungkan.
Terutama, Biden semakin didesak setelah Washington memerintahkan serangan udara ke Yaman, sebuah langkah eskalasi yang dapat memicu perang lebih luas di wilayah tersebut.
Keputusan Biden secara eksponensial meningkatkan tingkat kemarahan anggota parlemen dan kaum progresif yang telah bekerja sejak Oktober 2023 untuk mendorong gencatan senjata di Gaza.
Namun, kemarahan dan perbedaan pendapat tidak hanya terjadi di kubu progresif. Staf kongres Capitol Hill mengatakan, rasa frustasi juga datang dari beberapa kantor lembaga pemerintahan AS, serta beberapa staf yang bekerja di pemerintahan Biden.
Mereka bersaksi bahwa rasa frustrasi terhadap Biden dan Kongres telah mencapai titik didih.
“Tingkat kemarahan terhadap Joe Biden sekarang sebanding dengan tingkat kemarahan terhadap Donald Trump,” kata seorang staf Capitol Hill yang progresif, dilansir dari Middle East Eye, Senin, 15 Januari 2024.
Pernyataan itu keluar bertepatan dengan malam di mana AS melakukan serangan pertamanya di Yaman.
"Gagasan bahwa dia akan melakukan (perang dengan Yaman) itu dan kemudian meminta kami memilihnya (di Pilpres berikutnya) adalah hal yang menggelikan. Saya tidak tahu di planet mana mereka beroperasi, tapi ini bukan cara Anda menang (pemilihan) di bulan November (nanti)," kata staf tersebut.