PIKIRAN RAKYAT - Juru Bicara Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, Nabil Abu Rudeineh menegaskan pihaknya tak mau berkompromi soal kemerdekaan Gaza yang dinilai AS bisa terselesaikan dengan solusi dua negara.
Alih-alih solusi dua negara, Palestina meminta Amerika Serikat untuk mengakui Negara Palestina dengan ibu kotanya, Yerusalem Timur sesuai dengan perbatasan 4 Juni 1967.
“Pemerintah Israel tidak tertarik pada perdamaian dan stabilitas dan terus menolak mengakui kenyataan bahwa perdamaian mustahil tercapai tanpa pembentukan negara Palestina yang merdeka, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya berdasarkan perbatasan 4 Juni 1967," ujarnya.
Seiring dengan resolusi PBB, menurut Nabil, Palestina memiliki hak yang sama sebagaimana telah dikibarkannya bendera negara itu secara sejajar dengan simbol negara lain.
Baca Juga: Arsenal Hantam Crystal Palace, Mikel Arteta Ungkap Pentingnya Gol dalam Perburuan Juara Liga Inggris
"Resolusi Dewan Keamanan PBB, Majelis Umum PBB serta konsensus internasional telah memberi Palestina status negara pengamat di PBB. Bendera Palestina telah dikibarkan sejajar dengan bendera negara-negara lain yang telah mengakuinya," kata dia.
Oleh karena itu, Palestina menolak keras solusi dua negara yang diusulkan oleh AS, dan memilih mengambil kemerdekaannya secara penuh.
“Rakyat Palestina enggan mengkompromikan hak-hak sah mereka, termasuk (hak mereka atas) Yerusalem dan sejumlah situs suci lainnya serta hak mereka atas pembentukan negara Palestina yang merdeka, tak peduli berapa lama prosesnya,” kata dia.
AS Bersikukuh Wujudkan Solusi Dua Negara
Gedung Putih kembali bicara soal krisis yang semakin memburuk akibat pembantaian yang dilakukan Israel penjajah di Jalur Gaza.