kievskiy.org

Anggota Kongres Yahudi Desak AS Dukung Gencatan Senjata: Situasi Gaza Sangat Mengerikan

Israel menembaki demonstran Palestina. Ketegangan terjadi di Yerusalem Timur meski terjalin kesepakatan gencatan senjata, selain itu polisi Israel juga menyerang Masjidil Aqsa.
Israel menembaki demonstran Palestina. Ketegangan terjadi di Yerusalem Timur meski terjalin kesepakatan gencatan senjata, selain itu polisi Israel juga menyerang Masjidil Aqsa. /Reuters/Monicah Mwangi REUTERS

PIKIRAN RAKYAT - Anggota kongres berdarah Yahudi mendesak Presiden Amerika Serikat, Joe Biden untuk menyerukan gencatan senjata sementara di Jalur Gaza.

Sebanyak lebih dari selusin anggota kongres Yahudi ini mendesak agar Joe Biden tak hanya mengimbau Israel penjajah tapi memfasilitasi gencatan senjata sementara guna membebaskan ratusan sandera yang mendekam di dalam tahanan, termasuk di antaranya 6 orang Amerika.

Permintaan itu disampaikan mengingat banyak sandera yang tewas akibat proses penyekapan yang tak kunjung usai bersamaan dengan terus berlangsungnya genosida di Jalur Gaza.

Desakan kongres Yahudi disampaikan melalui surat tertulis yang dikirmkan pada Presiden Joe Biden pada Kamis, 22 Februari 2024.

“Baru-baru ini, kami mengetahui bahwa 32 dari 134 sandera yang tersisa tewas. Setiap hari sandera yang masih hidup dibiarkan menderita di terowongan di Gaza tanpa perawatan medis yang meningkatkan kemungkinan lebih banyak lagi yang akan meninggal. Para sandera dan keluarga mereka tidak bisa menunggu lebih lama lagi," kata mereka.

Tak hanya menyinggung kondisi sandera yang berstatus sebagai warga Israel dan Amerika, anggota kongres Yahudi juga menyampaikan keprihatinannya atas pembantaian yang menghantui warga sipil di Gaza.

“Demikian pula, situasi bagi penduduk sipil di Gaza sangat mengerikan dan menyedihkan. Setidaknya 1,4 juta warga Palestina yang mengungsi di Gaza tidak bisa menunggu lebih lama lagi untuk mendapatkan akses terhadap bantuan kemanusiaan tambahan guna mengurangi kelaparan yang meluas, tunawisma, dan penyebaran penyakit berbahaya yang terus berlanjut,” kata mereka menambahkan.

Netanyahu dan Ambisinya

Perdana Menteri Israel penjajah, Benjamin Netanyahu bersumpah akan mengirim pasukannya ke Rafah, tempat sekitar 1,4 juta orang Palestina mengungsi setelah wilayah lainnya rata dengan tanah.

Netanyahu tak peduli soal seruan dari berbagai negara sekutu untuk menunda atau mengurunkan niat masuk ke daerah tersebut, sebab hematnya mundur sama dengan 'kalah' melawan Hamas.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat