kievskiy.org

Kenapa Gencatan Senjata di Gaza Hanya 2 Minggu? PBB Hapuskan Kata 'Permanen' dalam Draf Terakhir

Warga Palestina yang mengungsi berlindung di sebuah kamp tenda di Rafah di Jalur Gaza selatan.
Warga Palestina yang mengungsi berlindung di sebuah kamp tenda di Rafah di Jalur Gaza selatan. /Reuters/Ibraheem Abu Mustafa

PIKIRAN RAKYAT - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengeluarkan permintaan pertamanya untuk menghentikan pertempuran di Gaza. Dalam pemungutan suara yang berlangsung pada Senin 25 Maret 2024, mereka menyerukan gencatan senjata selama bulan suci Ramadhan.

Seruan untuk gencatan senjata itu pun langsung direspons oleh protes dari perdana menteri Israel penjajah, Benjamin Netanyahu. Dia membatalkan rencana kunjungan delegasi tingkat tinggi ke Washington, dan menuduh AS mundur dari "posisi berprinsip" dengan membiarkan pemungutan suara berlalu tanpa mengkondisikan gencatan senjata pada pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas.

Resolusi itu disahkan 14-0, setelah AS memutuskan untuk tidak menggunakan hak vetonya dan memilih abstain pada resolusi tersebut. Resoulsi itu juga menuntut pembebasan semua sandera yang ditawan selama serangan mendadak Hamas 7 Oktober 2023 di Israel selatan.

Akan tetapi, langkah DK PBB tidak menghubungkan permintaan itu dengan gencatan senjata selama Ramadhan yang berakhir pada 9 April 2024.

Resolusi DK PBB

Pemungutan suara dilakukan setelah Rusia dan China memveto resolusi yang disponsori Amerika Serikat (AS) pada Jumat 22 Maret 2024. Resoulsi itu akan mendukung "gencatan senjata segera dan berkelanjutan" dalam konflik Israel-Hamas.

Amerika Serikat memperingatkan bahwa resolusi yang disetujui pada Senin 25 Maret 2024 dapat merusak negosiasi untuk menghentikan permusuhan oleh AS, Mesir, dan Qatar. Selain itu, berpotensi meningkatkan kemungkinan veto lain, kali ini oleh Amerika.

Karena Ramadhan berakhir pada April 2024, permintaan gencatan senjata akan berlangsung hanya selama dua minggu. Meski, rancangan DK PBB mengatakan bahwa jeda dalam pertempuran harus mengarah pada "gencatan senjata permanen yang berkelanjutan".

"Dewan Keamanan baru saja menyetujui resolusi yang telah lama ditunggu-tunggu di Gaza, menuntut gencatan senjata segera, serta pembebasan segera dan tanpa syarat semua sandera," kata Sekretaris Jenderal PBB António Guterres.

"Resolusi ini harus dilaksanakan. Kegagalan tidak akan bisa dimaafkan," ucapnya menambahkan, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari CBC News.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat