kievskiy.org

Program Pemutihan Pajak Kendaraan jadi Modus Penipuan Oknum Satpam Samsat Kota Sukabumi

Ilustrasi penipuan program pemutihan pajak kendaraan bermotor.
Ilustrasi penipuan program pemutihan pajak kendaraan bermotor. /Pixabay.com/Mohamed Hassan/6013 images

PIKIRAN RAKYAT - Program pemutihan pajak kendaraan bermotor menjadi modus penipuan oknum pegawai Pusat Pengelolaan Pendapatan Daerah Wilayah (P3DW) atau Samsat Kota Sukabumi. Korban yang tertipu mencapai puluhan orang dengan kerugian hingga ratusan juta rupiah. Beberapa korban pun angkat bicara, namun meminta agar namanya diberi inisial.

Salah seorang korban warga Jalan Bhayangkara, Gang Obing RT1/6, Kelurahan Gunungpuyuh, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi berinisial HH (42) mengungkapkan, kasus yang menimpanya itu bermula pada 22 November 2022 lalu saat hendak mengurus Biaya Balik Nama (BBN) mobil.

Saat itu, HH mendapat informasi dari pelaku berinisial RE yang merupakan salah seorang satpam P3DW Bapenda Jabar bahwa masih ada promo untuk urusan biaya BBN gratis.

"Saat itu, saya nego hingga muncul nominal Rp5 juta. Setelah menyetujui nominal tersebut, akhirnya pelaku disuruh untuk mengambil semua berkas kendaraan di kediaman saya. Setelah memberikan berkas dan uang langsung saya transfer dua kali. Pertama, Rp4 juta, yang kedua Rp1 juta. Si pelaku, RE, menjanjikan berkas selesai satu bulan," ujar HH saat diwawancarai belum lama ini.

Baca Juga: Kasus Penipuan Haji Furoda Terungkap, Bos Travel jadi Tersangka

Lanjut HH, pada awal Desember 2022, pelaku memberi surat jalan hingga batas 30 Desember 2022.

"Saya mulai kehilangan jejak itu pada 27 Desember 2022, terakhir komunikasi pada Minggu, 25 Desember 2022. Setelah tidak ada kabar, saya mengecek ke Kantor Samsat. Ternyata kata orang samsat, RE sudah dua minggu tidak masuk kerja dengan alasan sakit," ucapnya.

Karena penasaran, sambung HH, akhirnya ia pun menanyakan berkas dan uang, yang sudah diberikan kepada pelaku, kepada pihak Samsat.

"Ternyata berkasnya sudah diterima di Kantor Samsat, tapi uangnya diambil pelaku. Akhirnya, saya meminta pertanggungjawaban pihak Samsat dan sampai hari ini, Samsat baru meminta bukti transferannya. Namun belum ada kejelasan terkait pertanggungjawabannya," bebernya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat