kievskiy.org

Puluhan Calon Jemaah Umrah di Majalengka Tertipu Agen Travel

Salah satu warga asal Majalengka yang mengaku kena tipu agen umrah.
Salah satu warga asal Majalengka yang mengaku kena tipu agen umrah. /Pikiran Rakyat/Tati Purnawati Pikiran Rakyat/Tati Purnawati

PIKIRAN RAKYAT - Sepasang suami istri, Eroh Saroh (55) dan suaminya Asikin (58), asal Desa Ciomas, Kecamatan Sukahaji, Kabupaten Majalengka mengaku tertipu travel umrah yang sedianya akan memberangkatkannya pada akhir Januari 2023 lalu bersama 39 jemaah umrah lainnya.

Eroh yang tinggal di Blok Sabtu, RT01/06 Desa Ciomas mengungkapkan, tiga tahun lalu dia diajak menabung untuk berangkat umrah bersama warga lainnya melalui PT Sakata yang beralamat di Nagrek, Garut. Dari wilayahnya, ada banyak jemaah yang menabung dan uang itu disetorkan kepada koordinator yang dipercayai para jemaah.

Biaya umrah untuk setiap jemaah masing-masing diminta sebesar Rp27.000.000. Karena berangkat berdua, Eroh menyetorkan uang sebesar Rp54.000.000. Karena uang tabungan telah terkumpul, akhirnya pemilik travel mengajak berangkat pada Minggu 29 Januari 2023. Total jemaah yang sedianya berangkat sebanyak 41 orang.

“Saya semua berangkat dari Ciomas menggunakan bis karena jumlah jemaah banyak dari beberapa desa dan kecamatan,” ujar Eroh yang telah mendapatkan paspor serta koper dan kain ihram suaminya dari pihak travel.

Baca Juga: Marak Penipuan via Pesan WhatsApp, Kemkominfo Tekankan Pentingnya Literasi Digital

Tiba di Jakarta, semua jemaah ditampung sementara di sebuah hotel yang difasilitasi pihak agen travel. Semula semua calon jemaah umrah tidak menaruh curiga dengan penampungan sementara di hotel tersebut terlebih jarak hotel tempat penampungan itu cukup dekat ke bandara.

Kecurigaan baru muncul di hari keempat karena pihak hotel menyebutkan semua jemaah yang menginap di hotel harus membayar biaya penginapan sendiri-sendiri, sementara dari pihak manajemen travel juga tidak ada komunikasi lagi.

“Karena keberatan harus membayar hotel sendiri, semua jemaah sepakat untuk pindah penginapan di kontrakan, masih sekitar Tangerang. Di sana kami menginap selama satu minggu,” kata Eroh sambil menunjukkan koper pembagian dari travel serta paspoor.

Setelah seminggu menginap di kontrakan, kecurigaan travel bodong semakin kuat, para jemaah mulai mencari tahu keberadaan pihak travel serta berusaha menghubungi melalui nomor kontaknya, namun tidak ada yang bisa dihubungi. Nomor telpon yang semula aktif belakangan mati.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat