kievskiy.org

Petani di Jatiwangi Majalengka Panen 7 Ton Gabah pada Puncak Musim Kemarau

Petani di Desa Pinangraja, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka bersama anggota DPRRI Sutrisno tengah melakukan panen gadu, panen MT IV yang mengandalkan pengairan dari sumur pantek dengan pengoperasian pompa air yang cukup lama.
Petani di Desa Pinangraja, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka bersama anggota DPRRI Sutrisno tengah melakukan panen gadu, panen MT IV yang mengandalkan pengairan dari sumur pantek dengan pengoperasian pompa air yang cukup lama. /Pikiran Rakyat/Tati Purnawati

PIKIRAN RAKYAT - Pada musim kemarau, banyak petani tidak bisa bertani karena sulitnya memperoleh air. Namun, sejumlah petani di Desa Pinangraja, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka justru panen padi di areal sawah seluas 25 hektare, pada Selasa lalu.

Ketua Kelompok Tani, Heris asal Desa Pinangraja mengungkapkan, para petani di wilayahnya mencoba peruntungan dengan menanam padi jenis baru MSP yang masa tanamnya selama 65 hari. Bibitnya berasal dari bantuan pemerintah yang dipasilitasi anggota DPRRI Sutrisno.

Musim kemarau atau MT IV yang biasanya yidak ditanami, kini ditanami dengan pengairan menggunakan pompa air dari sumur pantek karena tidak ada sumber air dari irigasi, walaupun bangunan irigasi yang dibuat masyarajat tersedia.

“Saluran ada tapi airnya tidak tersedia,” ungkap Heris yang memgaku memiliki sawah seluas 0,7 hektaran.

Baca Juga: Serikat Jadi Perekat, Buruh dan Perusahaan di Kota Sukabumi Harus Harmonis

Untuk mengairi areal sawah seluas kurang lebih 25 hektare milik anggota kelompok tani, dia berusaha memompa air bawah tanah.

“Karena kemarau panjang dan terjadi El Nino, maka sumber air bawah tanah yang dimanfaatkan, sumber air sungai minim tidak memungkinkan bisa mengairi areal sawah yang ada,” kata Heris.

Menurutnya, mulai pompa menyala hingga bisa mengalirkan air ke sawah butuh waktu ber jam-jam. Sementara setelah 7 jam air bisa mengalir, pompa langsung tidak berfungsi karena sumber air habis. Sehingga agar bisa keluar air lagi harus menunggu keesokan harinya.

“Ini mencoba varietas baru, usianya lebih genjah (cepat), hanya memang karena kurang air hasil panen kurang maksimal,” katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat