kievskiy.org

Blunder Kocak Pernyataan Pejabat Soal Covid-19, dari Nasi Kucing hingga Darurat Militer

Ilustrasi Covid-19
Ilustrasi Covid-19 /Pixabay/Geralt

PIKIRAN RAKYAT - Setelah terjadi kelandaian kurva pandemi Covid-19 hingga akan dilonggarkan menjadi penerapan endemi, kita semua, bangsa Indonesia patut bersyukur atas anugerah yang Allah berikan sebagai kontraprestasi aneka pengorbanan yang dilakukan elemen bangsa.

Akan tetapi, rasa syukur saja tidak cukup. Khususnya dalam tataran komunikasi massa para pejabat publik, sepatutnya hal yang perlu diwaspadai dan diantisipasi adalah blunder-blunder aktivitas terkait selepas penurunan kasus.

Hal ini penting ditekankan, merujuk periode sebelumnya, terutama awal pandemi dan atau sepanjang 2020, sikap komunikasi publik sejumlah pimpinan kita, selain tidak etis karena meremehkan dan kerap dibuat bercanda, juga jadi menggelisahkan banyak masyarakat.

Data Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi Sosial (LP3ES), Jakarta mencatat, periode 1 Januari-5 April 2020 ditemukan 37 pernyataan blunder pemerintah terkait Covid-19.

Baca Juga: Melawan Ameliorasi Koruptor, Sebut Saja Maling atau Garong

Hal ini, antara lain, merujuk pernyataan Menteri Kesehatan kala itu (Terawan AP) yang cenderung menyangkal virus, Menteri Perhubungan Budi KS yang menyebut bangsa Indonesia kuat karena makan sego kucing (belakangan dia terpapar), dan Menkopolhukam Mahfud MD dengan sadar menulis di akun medsos dia bahwa Covid-19 tak masuk Indonesia karena perizinan di negeri ini berbelit-belit.

Ada pula Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang mengampanyekan kalung anticorona berbahan atsiri. Ada lagi Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut virus itu tidak kuat cuaca panas Indonesia.

Sementara Mahfud MD kembali berkelakar Covid-19 seumpama istri kita yang dikira mudah ditaklukkan, ternyata tidak.

Selain level menteri, penulis mencatat Gubernur NTB Zulkieflimansyah menyebut susu kuda liar sebagai penangkal virus Covid-19 .

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat