kievskiy.org

Muhammadiyah; Organisasi Pergerakan dan Dakwah Indonesia

Logo Muhammadiyah.
Logo Muhammadiyah. /pwmu.co

PIKIRAN RAKYAT - Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. Organisasi ini lahir pada tahun 1912, tepatnya pada 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah bertepatan dengan 18 Nopember 1912 Miladiyah, empat belas tahun lebih awal dari lahirnya ormas Islam Nahdlatul Ulama. 

Kebesaran Muhammadiyah sempat dituturkan oleh Jenderal Tito Karnavian—waktu menjadi Kapolri—dalam sebuah pidatonya yang menyatakan, “selama ada Muhammadiyah dan NU kemudian bersatu, maka Indonesia akan tetap tegak berdiri”. Muhammadiyah adalah salah satu perekat bangsa. 

Nama Muhammadiyah berarti pengikut nabi Muhammad SAW, pendirinya adalah KH. Ahmad Dahlan atau yang biasa disebut Muhammad Darwis. 

Kiai Dahlan mendapatkan ilmunya dari ulama-ulama yang sama tempat Kiai-Kiai NU menuntut ilmu. Dengan Kiai Hasyim NU satu guru satu ilmu, bahkan satu keluarga. Kiai Dahlan dengan Kiai Hasyim adalah sama-sama keturunan Sunan Giri. Sunan Giri adalah anak Maulana Ishak yang nasabnya sampai ke Siti Fatimah binti Rasulullah. 

Baca Juga: Bersatu: Utopis kah? Analisis Buku Muhammadiyah itu NU: Dokumen Fiqih yang Terlupakan

Maulana Ishak kemudian mengajar di Pasai Aceh, pusatnya pengembangan Islam Nusantara ketika itu, yang pengikutnya samai ke Sumatera Barat, yang kelak kaum Paderi bermukim di situ.  

Din Syamsuddin, dalam pengantarnya di Komik Muhammadiyah menyatakan bahwa sejak awal berdirinya, tujuan utama Muhammadiyah adalah mendukung pencapaian Islan yang berkemajuan. Semua ini dilakukan sepenuhnya guna lebih membumikan ‘Izzul Islam  Walmuslimin—untuk memuliakan agama Islam dan seluruh kaum muslimin. Menurutnya, inti nilai dasar Islam yang digunakan oleh Muhammadiyah dalam merumuskan Islam yang memiliki spirit berkemajuan itu adalah tauhid. 

Signifikansi tauhid ini, seperti dicetuskan oleh pendiri Muhammadiyah, terlihat dalam dua bentuk; tersurat dan tersirat. Bentuk tersuratnya adalah sebagaimana dinyatakan dalam kalimat dua syahadat yang tertera di lambang Muhammadiyah. 

Sedangkan bentuknya yang lebih tersirat adalah sebagaimana dikandung dalam doktrin keseimbangan (tawazun) antara konsepsi tajrid atau pemurnian dan tajdid atau pembaruan yang diusung Muhammadiyah.

Baca Juga: Singgung Elite Sebut Kementerian Lahir untuk Golongan Tertentu, Ketum Muhammadiyah: Narasi Radikal

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat