PIKIRAN RAKYAT - Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei 2022 bertema “Pimpin Pemulihan, Bergerak Untuk Merdeka Belajar”, sebuah jargon yang mengajak semua pemangku kepentingan, khususnya dunia pendidikan, guna menjadi pionir untuk melakukan pemulihan proses belajar dan mengajar yang sempat tereduksi oleh pandemi yang cukup lama berlangsung di Indonesia.
Semua pemangku kepentingan di bidang pendidikan bersama-sama bergerak dalam memulihkan pembelajaran demi mewujudkan merdeka belajar.
Sehubungan tanggal Hardiknas tahun ini bertepatan dengan Idul Fitri 1433 H, maka upacara resmi baru akan dilangsungkan 13 Mei mendatang.
Tentunya pendidikan wajib menciptakan generasi penerus yang lebih baik dan maju. Untuk mengimplementasikan hal tersebut, salah satunya harus didasari oleh pendidikan karakter.
Baca Juga: Kumpul Bareng di Singapura, Ashanty Keceplosan Sebut Ameena Bakal Punya Adik?
Mustahil sebuah bangsa bakal maju bilamana wataknya keropos. Presiden AS ke 26, Roosevelt, telah mengingatkan jika sistem pendidikan mengutamakan kecerdasan otak dibanding moral, maka kehidupan masyarakat bakal terancam. Hal ini paralel dengan kesimpulan riset di Harvard University, bahwasanya kesuksesan (peserta didik), 20% ditentukan oleh kemampuan teknis (hard skill) dan 80% lewat karakter (soft skill).
MENTALITAS
“The best practice” membuktikan, keemasan sebuah bangsa sangat ditentukan oleh SDM yang bermental positif ditopang dengan sistem pendidikan yang mumpuni. Hal ini sesungguhnya telah diingatkan oleh Bung Karno, lewat“Nation & Character Building” pada pidato kenegaraan 17 Agustus 1962.
A.D. Pirous, seniman dan guru besar emeritus ITB pun pernah berujar lewat lukisannya, jika kita kehilangan kekayaan, bukanlah sesuatu hal yang besar; jika kita kehilangan kesehatan, kita kehilangan sesuatu; namun jika kita kehilangan karakter, kita telah kehilangan segala-galanya.
Baca Juga: Mudik Lebaran 2022: 279 Kecelakaan Terjadi Sebelum Hari Raya, 39 Orang Tewas