kievskiy.org

Tim Pencari Fakta Tragedi Kanjuruhan, Sebulan Kemudian

Suporter Arema dan warga mengikuti doa bersama di depan patung singa Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Rabu 5 Oktober 2022. Doa bersama untuk korban tragedi Kanjuruhan pada hari ke-4 itu juga diikuti perwakilan suporter Persebaya Surabaya.
Suporter Arema dan warga mengikuti doa bersama di depan patung singa Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Rabu 5 Oktober 2022. Doa bersama untuk korban tragedi Kanjuruhan pada hari ke-4 itu juga diikuti perwakilan suporter Persebaya Surabaya. /Antara/Ari Bowo Sucipto

PIKIRAN RAKYAT - Tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang menjadi peristiwa kedua terkelam dalam dunia sepak bola dunia setelah kejadian memilukan di Peru.

Kejadian itu mencoreng citra sepak bola Indonesia di tengah segudang rencana yang dibangun untuk membawa Indonesia ke pentas dunia. Sanksi FIFA pun menanti. Beberapa ajang kejuaraan besar yang akan digelar seperti Piala Dunia U-23 kini terancam kelanjutannya.

Suka atau tidak suka, peristiwa di Kanjuruhan telah menjadi sorotan dunia sekaligus gambaran karut-marutnya manajemen penyelenggaraan pertandingan sepak bola di Indonesia.

Timbul pertanyaan, mengapa peristiwa itu terjadi dan siapa yang harus bertanggung jawab? Namun, sebelum itu ada, banyak hal mendasar yang sampai hari ini pun menjadi pertanyaan publik. Contohnya, mengenai data korban meninggal dunia yang tak pasti.

Pada konferensi pers, pemerintah menyatakan jumlah korban tewas 125 orang, ditambah 2 dari personel keamanan.

Data tersebut berbeda dengan yang diungkapkan Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak yang menyebut korban meninggal 174 jiwa. Hal itu didapat berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur.

Tidak adanya kesamaan data itu menunjukkan adanya koordinasi yang harus diperbaiki antara semua pemangku kepentingan. Alangkah baiknya ada juru bicara resmi sehingga informasi yang keluar bisa berasal dari satu pintu dan bisa dipertanggungjawabkan.

Pertanyaan lainnya yang juga banyak mengemuka adalah soal kebijakan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).

Setelah kejadian, seorang petinggi PSSI menyebut, hanya Liga 1 yang kompetisinya dihentikan sementara sampai batas waktu yang belum ditentukan. Sementara, liga lainnya masih tetap berjalan sesuai jadwal.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat