kievskiy.org

Berusia Seabad, NU Hadapi Tantangan di Dunia Sains dan Teknologi

Ilustrasi logo Nahdlatul Ulama (NU).
Ilustrasi logo Nahdlatul Ulama (NU). /Unsplash.com/Mufid Majnun Unsplash.com/Mufid Majnun

PIKIRAN RAKYAT - Hari lahir Nahdla­tul Ulama (Harlah NU) yang ke-100 jatuh pada tanggal 16 Rajab 1444 Hijriah, bertepatan dengan tanggal 7 Februari 2023. Momentum istimewa yang sangat pantas menggaung ke seantero Nusantara dan du­nia. Kontribusi NU bagi bangsa dan negara serta du­nia Islam selama satu abad ini menempatkan NU pada posisi yang strategis dalam konstelasi global dewasa ini. 

Tanpa menafikan dinamika internal yang terjadi, NU sampai menjelang abad ke­dua memiliki pondasi yang kokoh guna menopang visi peradaban dalam rangka mengemban amanah ilahiah, menebarkan rahmat ke seluruh dunia (rahmatan lil ‘alamin). Dengan sumber daya dan pengalaman satu abad berjalan, tidak ber­lebih­an apabila NU merasa la­yak dan mampu menjadi organisasi sipil motor per­adaban dunia.

Tentu saja NU sangat kompeten dan otoritatif ber­bicara tentang peradaban, karena NU lahir dari pesan­tren yang menjunjung tinggi adab. Adab merupakan nilai dasar yang menjiwai semua sisi kehidupan pesantren. 

Adab diajarkan, dita­nam­kan, dan diamalkan terlebih dahulu sebelum mempelajari ilmu yang lain, yang mem­buat pesantren menjadi pusat peradaban bagi ling­kungan sekitarnya. Selain itu, NU mengadopsi ajaran-ajaran dari kitab-kitab terbaik yang lahir pada masa puncak peradaban Islam. 

Baca Juga: Harga Beras dan Minyak Naik Saat Pemerintah Menunjukkan Data Stok Melimpah

Krisis pangan dan energi, kerusakan lingkungan dan perubahan iklim, ancaman perang dunia dan terorisme, membuat situasi dunia tidak menentu dan sulit diprediksi ke mana arahnya. Masa depan dunia tampak suram, membuat masyarakat menjadi cemas. Diduga karena kebiadaban manusia dalam berinteraksi dengan dirinya, sesama, alam, dan Tuhan. 

Kebiadaban adalah suatu kondisi ketiadaan adab da­lam diri seseorang yang de­ngan keadaan tersebut seseorang menjalani kehidupan. Di negara-negara maju kebiadaban terletak pada aspek moral dan spiritual, bukan pada sains dan teknologi. 

Mereka menganggap dirinya sebagai tuan dari segala tuan bagi orang lain dan ling­kung­an. Anggapan tersebut membuat mereka cenderung berperilaku egois dan anarkis yang berdampak pada perusakan tatanan kehidupan dan lingkungan. 

Baca Juga: Jalan Panjang Pengelolaan Stadion GBLA, Dispora Bandung Minta Bersabar

Sementara di negara-negara berkembang dan terbelakang, kebiadaban terjadi pada aspek sains dan tek­no­logi. Sains dan teknologi dianggap kurang penting sehingga kurang berkembang sebagaimana mestinya. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat