kievskiy.org

Ganja Sintesis Sasar Pelajar, Kenali Bahaya dan Dampak Negatifnya bagi Tubuh

Ilustrasi ganja.
Ilustrasi ganja. /Pexels/Aphiwat chuangchoem

 

PIKIRAN RAKYAT - Kasus penyalahgunaan narkoba hingga kini masih marak terjadi di Indonesia. Tak hanya menyeret nama publik figur, masyarakat pun kini menjadi incaran kepolisian.

Tertangkapnya 38 pelajar SMAN di Lembang beberapa waktu lalu akibat menggunakan ganja sintesis yang dicampur dengan tembakau menambah kekhawatiran masyarakat.

Pasalnya, ganja sintesis ini berpotensi makin berkembang di tengah masyarakat bahkan bisa menyasar pelajar di seluruh Indonesia.

Lantas seperti apa efek pemakaian hingga kandungan dari ganja sintetis?

Baca Juga: Banyak Bayi Lahir dengan Hepatitis, Kemenkes: Penularan secara Vertikal dari Ibu ke Anak

Ganja sintesis seperti 5F-ADB, AB-Chminaca, AB-Fubinaca, dan CB-13 merupakan ganja dari kelas indazole carboxamide.

AB-Chminaca, AB-Fubinaca, dan AB-Pinaca merupakan agonist cannabioid reseptor 1 dan 2 pada sel saraf, sedangkan 5-fluoro-ADB merupakan agonist cannabinoid reseptor 1, yang efeknya lebih kuat daripada Δ9-THC (tetrahidrocannabinol) pada ganja alami.

Ganja atau cannabinoid sintetik biasa digunakan dengan dihirup, sehingga memungkinkan absorbsi yang cepat melalui alveolus (paru), mengalir cepat dalam darah dengan konsentrasi yang kecil.

Ganja sintetis yang awalnya dikembangkan sebagai objek penelitian atau sebagai kandidat obat oleh Pfizer pada 2015, telah dialihkan menjadi obat-obatan terlarang dalam bentuk produk yang diberi label dengan istilah seperti "dupa herbal", "gulma palsu", "rempah-rempah", dan "K2" dan di Indonesia dikenal tembakau gorilla, sinte, Hanoman, Natareja, dan Sun Go Kong.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat