kievskiy.org

Komik Asing Investasi Alternatif

Ilustrasi komik asing.
Ilustrasi komik asing. /Jonathan Cooper

PIKIRAN RAKYAT - Investasi adalah keniscayaan dalam perencanaan keuangan. Pasalnya, penghasilan dari pekerjaan atau usaha bisa saja pada suatu waktu kalah oleh inflasi sehingga tak cukup untuk membiayai kebutuhan hidup.

Masalahnya, orang pasti menginginkan imbal hasil investasi yang jelas dan minim risiko. Itulah sebabnya banyak orang menaruh uangnya ke instrumen seperti tabungan berjangka, deposito, dan obligasi pemerintah. Akan tetapi, instrumen-instrumen itu jarang mendatangkan imbal hasil jauh di atas inflasi.

Di sisi lain, instrumen-instrumen yang menjanjikan imbal hasil besar memiliki kelemahan berupa tingginya tingkat risiko, seperti saham atau kripto. Maka itu, kita memerlukan satu jenis kegiatan finansial bermakna investasi yang minim-risiko tapi berimbal hasil baik.

Baca Juga: Pemimpin Itu Melayani, Bukan Sekadar Menebar Janji

Menurut Evelyn Massasya dalam 50 Rahasia Mengelola Uang (Elex Media, 2007), salah satu contoh kegiatan itu adalah menjadikan hobi sebagai investasi. Di luar banyak barang hobi bermuatan investasi yang lazim kita kenal seperti lukisan, tanaman hias, dan lain sebagainya, ada satu barang hobi dengan potensi imbal hasil menggiurkan: komik asing bergenre superhero.

Asal tahu saja, komik Action Comics #1 terbitan 1937 yang merupakan kemunculan pertama Superman, laku terjual pada April 2021 lalu dengan harga US$3,25 juta. Harga tinggi juga berlaku pada komik yang memuat kemunculan superhero lain, seperti Spiderman (Amazing Fantasy #15), Batman (Detective Comics #27), Miles Morales/Spiderman baru (Ultimate Fallout #4), dan lain sebagainya.

Harga komik asing yang memuat tonggak (milestone) bersejarah seperti kemunculan pertama superhero atau supervillain (penjahat super) umumnya tinggi karena penerbit komik hanya mencetak satu edisi judul (issue) sekali saja. Jika mencetak ulang, mereka akan mencantumkan cetakan ke berapa suatu komik (second printing, third printing, dan seterusnya), yang harganya jauh di bawah cetakan pertama.

Baca Juga: Kutu Buku vs Kutu Gawai

Versi komik lebih murah adalah edisi cetak ulang (reprint). Komik reprint ini ada yang sekadar cetak ulang, ada yang merupakan replika persis dari komik aslinya (facsimile). Terakhir, ada komik cetak ulang dalam bentuk bundelan beberapa komik dalam satu rangkaian cerita tamat (story arc). Bundelan komik ini bernama trade paperback (TPB) dan biasanya tidak memiliki nilai investasi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat