kievskiy.org

Megalomania dan Kontroversi Panji Gumilang, Sang 'Fuhrer' Pemimpin Ma'had

Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun Panji Gumilang (tengah) berjalan saat akan menjalani pemeriksaan di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Selasa, 1 Agustus 2023.
Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun Panji Gumilang (tengah) berjalan saat akan menjalani pemeriksaan di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, Selasa, 1 Agustus 2023. /Antara/Reno Esnir/foc/aa.

PIKIRAN RAKYAT - Ma’had Al Zaytun Desa Mekar Jaya, Kecamatan Gantar Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat yang berdiri sejak 1993 dan diresmikan 1999, sampai saat ini banyak mengandung misteri dan melahirkan beragam kontroversial di tengah masyarakat. Ma’had yang dibangun di lokasi seluas 1200 Hektar tersebut didirikan oleh Prof. Dr. (HC) KH. Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang.

Panji Gumilang begitu beliau dikenal, juga memiliki kepribadian kontroversial di kalangan umat Islam, khusunya di kalangan para Ulama. Di antara misteri dan kontroversial yang pernah muncul dari Ma’had Al Zaytun adalah bahwa Ma’had ini dikenal sangat tertutup dan terkesan eksklusif dari masyarakat umum, Ma’had ini juga ditengarai memiliki hubungan dengan Gerakan Negara Islam Indonesia (NII). Bahkan, Panji Gumilang pendiri Ma’had ini diduga salah satu pimpinan NII, gerakan ini pernah melakukan pemborontakan terhadap pemerintah RI yang sah.

Pada proposal penelitian MUI Pusat pada 2023 ini juga menilai Panji Gumilang sangat kontroversial. Bahkan, baru-baru ini Ma’had Al Zaytun dan panji Gumilang melakukan Tindakan yang cenderung meresahkan umat Islam tekait dengan pelaksanaan sholat Idul Fitri antara laki-laki dan Perempuan bercampur dalam satu shaf.

Pengakuan bahwa Panji Gumilang bermazhab Soekarno, menyiapkan Imam dan khatib perempuan, mengajarkan salam dengan bahasa Ibrani di dalam Masjid, dan sebagainya yang dinilai tidak ada dasarnya dalam ajaran Islam.

Baca Juga: Ferdy Sambo dan Harun Masiku, Dua Nama yang Jangan Gampang Kita Lupakan

NII dan Ma’had Al Zaytun

Hasil penelitian MUI pada 2002, Al Zaytun merupakan perpanjangan tangan dari gerakan NII KW-IX. Abu Toto alias Abdus Salam alias AS Panji Gumilang yang merupakan pendiri sekaligus pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun (Syeikhul Ma’had) adalah juga pemimpin NII KW-IX.

Hasil investigasi Team MUI mendapati banyak sekali saksi (sumber informasi) yang memberikan keterangan mengenai hal ini. Sumber-sumber informasi tersebut adalah para mantan anggota dan aktivis NII KW IX (dalam jumlah yang cukup signifikan dan berasal dari berbagai wilayah), para orangtua/wali/keluarga yang anggota keluarganya menjadi korban NII KW IX, para mantan petinggi NII KW IX, Badan Intelejen dan Keamanan Mabes POLRI, dan Mantan Ka Bakin (Z.A. Maulani) yang juga mendapat masukan dari anggota dan petinggi NII KW IX yang masih aktif.

Semua saksi tersebut secara eksplisit memberikan kesaksian bahwa penggalangan dana untuk Al Zaytun datang dari anggota (umat) dan aparat NII KW IX.

Informasi ini diperkuat oleh hasil investigasi yang dilakukan berbagai pihak seperti dari Forum Ulama Umat (FUU) Indonesia dengan Team Investigasi Aliran Sesat (TIAS), Solidaritas Umat Islam untuk Korban NII Al-Zaytun Abu Toto (SIKAT), Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI) dan Forum Masyarakat Korban NII KW-9 (FKM KW-9).

Menurut sumber-sumber informasi tersebut, setiap anggota yang masuk NII KW IX harus dibai’at dan membayar shodaqah hijrah dalam jumlah yang telah ditetapkan sebagai pembersih jiwa dan tanda perpindahan kewarganegaraan RI menjadi warga negara NII KW IX.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat