kievskiy.org

Kritik Butuh Keadaban agar Tak Berubah Jadi Caki Maki

Ilustrasi kritik.
Ilustrasi kritik. /Pixabay/S K Pixabay/S K

PIKIRAN RAKYAT - Sekeras apa pun kritik yang ingin kita sampaikan kepada pihak lain, harus dijaga agar tidak menjadi caci maki. Jika batas tersebut dilanggar, maka dampaknya akan berkepanjangan. Baik itu dampak hukum atau dampak pribadi. Kedua kemungkinan tersebut akan menimbulkan berbagai konsekuensi. Itulah sebabnya, dalam menyampaikan kritik dibutuhkan keadaban.

Namun, tidak mudah untuk mematuhi rambu-rambu keadaban tersebut. Menahan diri merupakan salah satu pencegahannya, sehingga emosi yang sudah memuncak sekalipun akan dapat dikendalikan.

Mengapa kritik sering lepas kendali? Pendorongnya bisa bersumber pada kedua sisi. Apakah itu sisi siapa yang menjadi sasarannya atau sisi sebaliknya yang bersumber dari si pemberi kritik tersebut.

Baca Juga: Gaya Hidup Zero Waste, Metode Hemat Biaya untuk Perangi Perubahan Iklim

Pada masa Orba misalnya salah satu yang sangat populer adalah diksi kritik yang membangun. Terutama di kalangan awak media apa yang disebut sebagai kategori tersebut sangat membingungkan. Pada dasarnya, kritik berpangkal pada ketidakpuasan. Tentu bisa saja subjektif meski yang menjadi sasarannya cukup jelas.

Kritik merupakan salah satu penunjang tegaknya asas demokrasi. Demokrasi tanpa kritik tidak ada bedanya dengan otoritarianisme? Karena tidak ada sesuatu yang akan memuaskan semua pihak, kritik merupakan satu keniscayaan. Bahkan di negara-negara otoriter sekali pun kritik sering mengemuka meski akhirnya akan dibungkam.

Penyelesaian lewat jalur hukum menjadi pilihan yang berimbang. Si pemberi kritik mendapat kesempatan untuk menyampaikan alasan mengapa dia mengemukakannya, sementara pihak yang menjadi sasaran kritik pun memperoleh forum yang sama. Kesepakatan akhirnya akan diperoleh, apa pun bentuknya.

Baca Juga: Usut Tuntas Korupsi Kabasarnas

Yang akan menjadi persoalan rumit jika yang menjadi sasaran kritik adalah pihak yang memiliki wewenang atau kekuasaan. Dalam posisi seperti itu, pihak yang memiliki kekuasaan akan memanfaatkan kekuasaannya tersebut seoptimal mungkin. Jika perlu, persekongkolan pun tidak akan terhindarkan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat