kievskiy.org

Sangat Sulit Membayangkan Akan Seperti Apa Masa Depan Bangsa Palestina

Pria Palestina membawa seorang gadis yang terluka di lokasi serangan Israel, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 14 Oktober 2023.
Pria Palestina membawa seorang gadis yang terluka di lokasi serangan Israel, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 14 Oktober 2023. /Reuters/Yasser Qudih

PIKIRAN RAKYAT - Perang antara Hamas dan Israel di Gaza sudah berlangsung 5 bulan. Sebanyak 30.717 orang Palestina terbunuh, dan 72.156 orang luka-luka. Korban di pihak Israel sebanyak 1139 orang, 266 orang di antaranya tentara. Anak-anak Palestina yang terbunuh sebanyak 13.000 orang. Jutaan kehilangan tempat tinggal. Wartawan yang melakukan peliputan di wilayah yang bergolak itu juga sebanyak 133 orang terbunuh. Korban dipastikan akan terus bertambah.

Namun, kondisi Gaza tentu tidak boleh dibaca hanya sebatas angka. Yang sedang terjadi di sana adalah pembantaian. Tentara Israel mendokumentasikan kekejaman yang mereka lakukan terhadap warga Gaza, dan menyebarkannya. Tentu seizin pimpinan militer. Mereka tertawa ketika bom menghancurkan bangunan-bangunan tinggi. Warga Gaza yang menjadi tahanan, mereka perlakukan dengan keji.

Ingatan kita dengan sendirinya menerawang kembali ke masa lalu, ketika daratan Eropa sedang diamuk Perang Dunia Kedua. Pasukan Nazi Hitler melakukan kekejaman yang mengerikan. Dan perhatian dunia terpusat pada warga Yahudi serta kamp konsentrasi Auschwitz di Polandia. Ceritanya berkembang sedemikian rupa sehingga bangsa Yahudi mendapat simpati sampai kemudian pemerintah Inggris menyerahkan sebagian wilayah Palestina menjadi negara Israel.

Apakah pemerintah Israel saat ini sedang mengulang kekejaman yang dilakukan Nazi Hitler di masa lalu? Meskipun rasionalisasinya bisa berbeda tapi sulit untuk membantah kenyataan seperti itu. Dari tempat yang jauh kita merasa tidak berdaya namun duka nestapa itu sangat tidak mungkin kita abaikan begitu saja. 

Baca Juga: Mengenang Solihin GP, Selamat Jalan Pahlawanku

Sampai sejauh ini yang melakukan upaya keberpihakan kepada warga Palestina di Gaza adalah Afrika Selatan. Negara tersebut memperkarakan tindakan Israel di Gaza ke Mahkamah Internasional di Den Haag Belanda. Sebuah upaya yang sangat layak untuk diapresiasi.

Sementara Benyamin Netanyahu, seperti telah diduga, menganggapnya sebagai angin lalu. Sikap Israel memang selalu seperti itu. Jangankan terhadap upaya hukum seperti yang dilakukan Afrika Selatan bahkan resolusi PBB pun mereka abaikan.

Ada kabar pihak Hamas sedang menyiapkan nota kesepakatan gencatan senjata dengan Israel atas inisiatif pihak Kairo. Sementara pihak Israel telah bersepakat akan membangun 3500 rumah di wilayah Gaza. Secara spontan kita akan bertanya, apa gunanya gencatan senjata jika perimbangan negosiasinya sudah demikian jomplang?

Baca Juga: Sungguh Menyedihkan Melihat Rakyat Terengah-engah untuk Sekadar Memenuhi Kebutuhan Pokoknya

Di mata AS dan sekutunya, Hamas adalah teroris sehingga tidak ada pilihan lain kecuali menumpasnya. Dengan alasan seperti itu pihak Israel memiliki kewenangan untuk melakukan penumpasan meski dalam praktiknya semua warga Palestina di Gaza, termasuk anak-anak dan petugas kesehatan juga menjadi korban.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat