kievskiy.org

Wacana Makan Siang Gratis dan Politik Pendidikan sebagai Kekuasaan

Sejumlah siswa menunjukkan makanan gratis saat simulasi program makan siang gratis di SMP Negeri 2 Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (29/2/2024). Menko Perekonomian Airlangga Hartarto meyediakan 162 porsi dengan empat macam menu makanan sehat senilai Rp15 ribu per porsi pada simulasi program makan siang gratis itu. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin
Sejumlah siswa menunjukkan makanan gratis saat simulasi program makan siang gratis di SMP Negeri 2 Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (29/2/2024). Menko Perekonomian Airlangga Hartarto meyediakan 162 porsi dengan empat macam menu makanan sehat senilai Rp15 ribu per porsi pada simulasi program makan siang gratis itu. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin /SULTHONY HASANUDDIN ANTARA FOTO

PIKIRAN RAKYAT - Wacana makan siang gratis untuk anak sekolah -yang merupakan program salah satu Capres- akan dibebankan pada dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Menko Perekonomian mewacanakan ini dan menimbulkan gelombang riuh pada dunia pendidikan, pasalnya dana BOS yang ada sekarang masih sangat menyulitkan bagi sekolah-sekolah yang intensitas kegiatannya sangat tinggi. Realitasnya masyarakat Indonesia masih membutuhkan fasilitas, sarana prasarana pendidikan dan penambahan gedung pendidikan baru, biaya pendidikan/kuliah ketimbang program makan siang gratis.

Ini bagian kecil dari politik kekuasaan di bidang pendidikan, dalam konteks ini politik anggaran dalam pendidikan.

Wacana ini semakin melengkapi isu di tengah masyarakat tentang adagium ganti menteri, ganti kurikulum. Jangankan esensi dari kurikulum, terma-terma yang ada di kurikulum saja belum paham betul, sudah diganti kurikulum yang baru, itu yang dikeluhkan oleh beberapa guru, yang berpandangan pesimis terhadap kebijakan pergantian kurikulum ini. 

Kurikulum merdeka -yang katanya akan menyederhanakan dan guru tidak terjebak pada aspek administratif- sering dimemekan di medsos, guru malah terjebak pada rutinitas tugas; pagi bertugas menyampaikan ilmu, siang mengerjakan tugas dan malam disibukkan dengan webinar.

Baca Juga: Kasus Korupsi Merajalela, Mungkin Kita Harus Kembali ke Akar yang Paling Mendasar: Akhlak

Belum lagi persoalan kualitas, ‘kemauan negara’ anak akan menjadi apa, pemerataan guru dan akses pendidikan, kesenjangan ekonomi, dan politik kekuasaan di bidang pendidikan lainnya misalnya dengan pembiaran masyarakat menjadi bodoh dengan stupidifikasi, domestikasi dan indoktrinasi yang dilakukan oleh negara.

Kebijakan pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah dengan pemantiknya dua hal; Pertama, dinamika masyarakat yang sedemikian cepat dan Kedua, ekspektasinya yang sangat tinggi dalam persoalan pendidikan. Alih-alih akan mengeliminir dua persoalan tersebut, malah memunculkan masalah baru dalam pendidikan.

Makan Siang Gratis bagi Anak Sekolah

Wacana makan siang gratis bagi anak sekolah diwacanakan oleh Menko Perekonomian akan dibebankan ke dana BOS, sebelumnya juga beredar berita bahwa anggaran makan siang gratis ini akan diambil dari subsidi BBM yang dicabut karena dianggap salah sasaran.

Baca Juga: Kejanggalan Suara PSI di Pemilu 2024, Mungkinkah Ada 'Leak' yang Berpihak?

Persoalan ini muncul akibat dari program Capres yang tidak terukur dan menggunakan skala prioritas. Atau boleh jadi politikus akan terjebak pada persoalan antara janji dan realitas merupakan dua hal yang berbeda,  kalau Rene Descartes beradagium cogito ergo sum -aku perpikir, maka aku ada- pemimpin politik; aku berjanji maka aku ada. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat