kievskiy.org

Peran Pendidikan dalam Memperkuat Fondasi Demokrasi dan Moral Bangsa

Ilustrasi pendidikan.
Ilustrasi pendidikan. /Pixabay/igorovsyannykov

PIKIRAN RAKYAT - Otoritas moral, kebebasan, tanggung jawab, dan etik merupakan nilai-nilai imanen pendidikan dan sendi-sendi kehidupan demokrasi. Nilai imanen lahir dari nilai hakikat manusia, dan merupakan imperatif bahwa pendidikan dengan sendirinya harus mendidik manusia untuk mewujudkan nilai imanen dalam dirinya dan masyarakat.

Nilai imanen pendidikan merupakan asumsi dan landasan bahwa mendidik manusia adalah sebuah keniscayaan, sebuah “perintah” yang terkandung dalam nilai imanen itu.

Pendidikan muncul sebagai "beacon of hope" yang esensial dalam menghadapi tantangan keruntuhan moral dan ancaman terhadap demokrasi. Pemikiran John Dewey dalam "Democracy and Education" (1916) menekankan pentingnya pendidikan dalam membentuk warga negara yang aktif, beretika, dan bertanggung jawab, menganggap demokrasi bukan hanya sebagai sistem pemerintahan tetapi sebagai cara hidup.

Pendidikan diidealkan untuk mengembangkan kompetensi akademik, nalar ilmiah, serta membentuk karakter, memperkuat etika, dan mendorong partisipasi aktif dalam kehidupan demokratis. Ini menuntut akuntabilitas dan integritas dari pemimpin dan menegaskan pentingnya pendidikan sebagai strategi untuk memperkuat fondasi etik dan moral bangsa.

Akan tetapi, nilai-nilai imanen pendidikan dapat terancam oleh perilaku yang meninggalkan prinsip-prinsip ini, khususnya dalam tindakan kepemimpinan yang menunjukkan contoh kurang terpuji karena abai terhadap etik dan moral. Ironisnya, mereka yang diharapkan menjadi role model dalam masyarakat, malah memamerkan contoh kurang terpuji dari ketidak bermoralan bahkan tak sejalan dengan nilai-nilai ideologi bangsa.

Dalam kondisi demikian, pendidikan, dengan nilai imanennya, dihadapkan pada paradoks saat manusia dan hakikatnya seolah-olah terbalik arah dari kesejajaran menjadi anomali, karena nilai imanen yang sejatinya terwujud dalam dirinya dan kehidupan demokrasi justru ditinggalkan elit kepemimpinan.

Pertanyaan, apakah pendidikan masih diperlukan?menjadi kritik terhadap perilaku yang merusak esensi demokrasi, dan mengabaikan moral dan etik.

John Dewey menekankan bahwa pendidikan harus mempersiapkan individu untuk berpartisipasi secara efektif dalam masyarakat demokratis, menanamkan nilai integritas moral dan komitmen terhadap keadilan sosial, menjadikan pendidikan sebagai alat pemulihan demokrasi.

Pendidikan harus diarahkan untuk mengembangkan kekritisan, integritas, dan keberanian moral di kalangan warga negara, menyiapkan generasi penerus yang berintegritas, adil, dan berjiwa kenegarawanan. Ini adalah visi pendidikan yang dapat memulihkan kepercayaan pada nilai-nilai demokrasi dan mengembalikan martabat nilai dan moral kepemimpinan bangsa.

Integritas

Memulihkan pendidikan menjadi imperatif mutlak di tengah kegagalan keteladanan kepemimpinan dalam menjalankan nilai etis dan moral. Dalam situasi di mana pemimpin tidak mampu bertindak sebagai contoh yang baik, penting untuk menyadari bahwa penanganan terhadap masalah mendasar ini tidak semata-mata terpaku pada sistem pendidikan atau lembaga-lembaga pendidikan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat