kievskiy.org

Banjir di Tengah Kota Bandung, Pembangunan dan Tata Guna Lahan Ugal-ugalan

Banjir di kawasan Kopo, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin 12 Desember 2022.
Banjir di kawasan Kopo, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin 12 Desember 2022. /Antara/Novrian Arbi

PIKIRAN RAKYAT - Musim hujan tahun 2024 ini akan berlangsung lebih singkat daripada biasanya. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, setelah memuncak pada bulan Januari-Februari 2024, musim hujan akan mulai berganti kemarau sekitar April-Mei 2024.

Datangnya musim hujan sudah ditunggu-tunggu di tengah fenomena El Nino yang membuat kemarau berkepanjangan. Namun, datangnya hujan juga membuat sebagian masyarakat menjadi waswas. Tidak hanya mereka yang tinggal di bantaran sungai saja yang menjadi khawatir, tetapi juga warga yang tinggal di kawasan elite tengah kota. Misalnya saja di Kota Bandung, ibu kota Jawa Barat.

Bandung dikenal sebagai Paris van Java dengan segala keindahan yang dimilikinya. Namun pada kenyataannya, Bandung sebagai kota metropolitan memiliki segudang permasalahan lingkungan. Salah satunya adalah permasalahan yang terjadi saat musim hujan tiba. Beberapa wilayah kerap menjadi langganan banjir, yang berdampak negatif. Skala dari dampak yang diakibatkan banjir bervariasi mulai dari ringan sampai yang berat.

Sampah?

Permasalahan banjir tidak hanya dialami oleh Kota Bandung saja, tetapi juga beberapa kota lain di wilayah Indonesia. Bahkan Jakarta, ibu kota negara Indonesia, tidak luput dari banjir yang sudah rutin terjadi bila musim hujan tiba. Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan.

Paling sering ditanyakan adalah, “Apa penyebab banjir itu?”

Jawaban yang paling sering kita dengar adalah akibat buang sampah sembarangan, sehingga drainase menjadi tersumbat. Jawaban ini memang benar adanya. Namun, hal tersebut bukan merupakan penyebab utama dari fenomena banjir itu sendiri.

Jawaban lainnya yang juga sering kita dengar adalah 'banjir kiriman' dan akibat drainase yang buruk. Contohnya adalah banjir di Jakarta yang sering disebut sebagai banjir kiriman dari Bogor. Banjir kiriman tersebut disebabkan debit air yang naik di wilayah Bogor, khususnya dari hulu Sungai Ciliwung. Bila debit air di sana naik, maka potensi banjir di Jakarta pun akan membesar.

Di wilayah Bandung, salah satu penyebab banjir di beberapa titik di tengah kota adalah masalah drainase. Umumnya adalah drainase yang mengalami penyempitan dan pendangkalan.

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung pun sudah melakukan banyak upaya untuk mengatasi masalah banjir, antara lain membuat kolam-kolam retensi, memperbesar gorong-gorong, membuat sodetan, sumur resapan, dan sebagainya. Namun, tetap saja banjir terjadi ketika hujan berintensitas tinggi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat