kievskiy.org

Pilkada Indramayu 2024, Head to Head Upaya Menjegal Lucky Hakim

Ilustrasi Pilkada 2024.
Ilustrasi Pilkada 2024. /Antara/Andreas Fitri Atmoko

PIKIRAN RAKYAT - Kepemimpinan (politik) dapat dipahami dengan meminjam bahasanya Alfan Alfian bisa dilihat dari tiga perspektif; Pertama, kepemimpinan sebagai pola perilaku, yang terkait dengan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Kata kuncinya influence atau mempengaruhi; Kedua, kepemimpinan sebagai kualitas personal, terkait dengan efektivitas pengaruh seoraang pemimpin. Misalnya dalam konteks ini berkharisma.

Ketiga, kepemimpinan terkait dengan nilai politik. Ini terkait dengan mimpi seorang pemimpin dalam bentuk visi bisa mewujud dalam bentuk proses pembangunan nyata yang semula hanya dibayangkan dan dimimpikannya, tidak talking too much.

Dari tiga hal tersebut sebenarnya kita bisa menilai keberhasilan seorang pemimpin dalam kurun waktu kepemimpinanya, baik di level negara maupun daerah.

Kekuasaan Perlu Dikelola

Dalam konteks ini pula pemimpin yang berkuasa harus mampu mengelola kekuasaannya melalui pembangunan yang diimpikannya. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu menyejahterakan rakyatnya, membuat rakyat aman, makmur sentosa, negara/daerahnya memiliki spirit of survival, dihargai martabatnya oleh siapa pun. Ia akan dikenang, suatu saat ketika sudah powerless, dan ini bagian dari sunnatullah kekuasaan.

Tidak sebaliknya, sebagaimana dituturkan oleh Pramoedya Ananta Toer, pemimpin yang terlalu tinggi di atas singgasananya tidak pernah melihat telapak kakinya. Ia tidak pernah ingat, pada tubuhnya ada bagian lain yang bernama telapak kaki. Pendengarannya tidak untuk menangkap suara ‘dewa’, juga segala suara yang berada di bawah telapak kaki. Ia hanya dengarkan dirinya sendiri. Jika ini terjadi kekuasaanya tidak akan terlalu lama, sejarah sudah mencatat pada kekuasaan Ken Arok, atau banyak kejadian ketika suksesi berakhir dengan tragis dengan hadirnya revolusi.

Kekuasaan dan Kolaborasi

Untuk mempertahankan kekuasaan juga diperlukan kolaborasi melalui komunikasi politik. Sebab komunikasi dalam politik seperti ditulis Zaenal Mukarom memiliki peran yang urgent untuk melakukan pembangunan infrastruktur dan suprastruktur secara dinamis.

Salah satu catatan penting dari komunikasi sebagai proses politik adalah perannya yang signifikan dalam menentukan proses perubahan politik di suatu negara/daerah. Proses ini pula yang sedang diupayakan oleh para politisi di Indramayu menghadapi kontestasi Pilkada 2024.

Kita memahami bahwa politik itu dinamis dan cair, dengan koridor kesamaan kepentingan. Bupati incumbent Nina Agustina dengan tim dan partai politik yang akan mengusungnya, PDIP tentu akan melanggengkan kalkulasi politiknya untuk mempertahankan jabatannya sebagai bupati. Maka yang paling memungkinkan untuk ‘mengamankan’ posisinya adalah dengan menggandeng partai yang paling ‘seksi’ saat ini, PKB.

PKB begitu dibuka pendaftaran calon bupati sudah ada beberapa nama, misalnya Lucky Hakim, Muhammad Suwarto, Rasta Wiguna, Muhammad Sidkon Djampi, Wawan Purwandi, Abdurrafiq Fahman, Deddy Faizal Amien, Ali Wardana, dan Sri Budi Harjo.

Ada beberapa nama yang mungkin bisa digandeng oleh PDIP untuk bersanding denga Nina Agustina. Untuk menyebut Lucky Hakim walaupun elektabilitasnya sangat tinggi pada survei Maret 2024, menurut Adlan Da’i sekira 36 persen dari 8 rumpun yang disurvei dan Lucky unggul di semua segmen, rasanya tidak mungkin. Ada beberapa nama lain juga belum teruji secara elektabilitas. Ada nama Rasta Wiguna, kader PKB sekaligus juga memiliki pengalaman pernah berkontestasi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat