PIKIRAN RAKYAT - Tak hanya Sipatahoenan, Bandung juga pernah memiliki surat kabar lokal bernama "Sepakat" yang terbit perdana Selasa 1 April 1941.
Meski sama-sama lahir dari lingkungan Paguyuban Pasundan, Sepakat menggunakan bahasa Indonesia dalam pemberitaannya. Berbeda dengan Sipatahoenan yang berbahasa Sunda.
Kesibukan baru menghampiri Sekretaris Paguyuban Pasundan Ir. RH Ukar Bratakusumah saat diangkat sebagai anggota Direksi Harian Umum Sipatahoenan sekaligus Pemimpin Redaksi Harian Sepakat.
"Saya bekerja bersama-sama Atje Bastaman yang menjadi Redaktur Pelaksananya," ujar Ukar terkait perannnya di Sepakat dalam buku bertajuk IR RH Ukar Bratakusumah: Dari Jaman Penjajahan Belanda Hingga Jaman Pembangunan yang ditulis Aat Suwangsa dan Drs. Zaenal Abidin.
Koran tersebut kemudian menjadi alat perjuangan melawan kekuasaan pemerintah kolonial Hindia Belanda.
Baca Juga: Warita dari Bandung Selatan, Kisah Jembatan Tua Dayeuhkolot dan Aksi Heroik Mohamad Toha
Ukar, yang kelak menjadi Wali Kota Bandung dan Gubernur Jabar pada masa perjuangan kemerdekaan itu menyatakan, Sepakat sangat mementingkan tajuk dan berita-berita yang menguatkan perjuangan serta prinsip membongkar apa yang didirikan pemerintah kolonial.
"Yang rutin mengisi tajuk itu ialah saya. Sekali-sekali, kalau saya sedang sibuk urusan lain dan tidak sempat menulis tajuk, saya meminta kepada Atje Bastaman. Biasanya, bila menulis selalu memakai kode AB," ucap Ukar.