kievskiy.org

Membaca Sepakat, Koran Lokal Alat Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

Halaman depan Koran Sepakat edisi 30 Juli 1941. Keha­diran Sepakat tercatat dalam buku bertajuk “Seabad Pers Kebangsaan (1907-2007)” yang ditulis sejumlah penulis muda.
Halaman depan Koran Sepakat edisi 30 Juli 1941. Keha­diran Sepakat tercatat dalam buku bertajuk “Seabad Pers Kebangsaan (1907-2007)” yang ditulis sejumlah penulis muda. /perpusnas

PIKIRAN RAKYAT - Tak hanya Sipatahoenan, Bandung ­juga pernah memiliki surat kabar lokal bernama "Sepakat" yang terbit perdana Selasa 1 April 1941.

Meski ­sama-sama lahir dari lingkungan Paguyuban ­Pasundan, Sepakat menggunakan bahasa Indonesia dalam pemberitaannya. Berbeda dengan Sipatahoenan yang berbahasa Sunda. 

Kesibukan baru meng­hampiri Sekretaris Paguyuban Pasundan Ir. RH Ukar Bratakusumah saat diangkat sebagai anggota Direksi Harian Umum Sipatahoenan sekaligus Pemimpin Redaksi Harian Sepakat.

"Saya bekerja bersama-sama Atje Bastaman yang menjadi Redaktur Pelaksananya," ujar Ukar terkait perannnya di Sepakat dalam buku bertajuk IR RH Ukar Brata­kusu­mah: Dari Jaman Penjajahan Belanda Hingga Jaman Pembangunan yang ditulis Aat Suwangsa dan Drs. Zaenal Abidin. 

Koran tersebut kemudian menjadi alat perjuangan mela­wan kekuasaan pemerintah ko­lonial Hindia Belanda.

Baca Juga: Warita dari Bandung Selatan, Kisah Jembatan Tua Dayeuhkolot dan Aksi Heroik Mohamad Toha

Baca Juga: 5 Fakta Film The East atau De Oost, Babak Sejarah Bangsa Soal Aksi Westerling yang Dinilai Lebih Jujur

Ukar, yang kelak menjadi Wali Kota Bandung dan Gubernur Jabar pada masa perjuangan kemer­dekaan itu menyatakan, Sepakat sangat mementingkan tajuk dan berita-berita yang menguatkan perjuangan serta prinsip mem­­bongkar apa yang didirikan pemerintah kolonial.

"Yang rutin mengisi tajuk itu ialah saya. Sekali-sekali, kalau saya sedang sibuk urusan lain dan tidak sempat menulis tajuk, saya meminta kepada Atje Bastaman. Biasa­nya, bila menulis selalu mema­kai kode AB," ucap Ukar.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat