kievskiy.org

Pernyataan Kontroversial Budayawan Betawi Soal Kerajaan Galuh Membuat Masyarakat Ciamis Marah

Prasasti yang terdapat di Astana Gede Kawali, Kecamatan  Kawali, Kabupaten Ciamis.*
Prasasti yang terdapat di Astana Gede Kawali, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis.* /NURHANDOKO WIYOSO/PR

PIKIRAN RAKYAT - Seminggu belakangan ini warga tatar galuh Ciamis dibikin “marah” atas pernyataan budayawan Betawi Ridwan Saidi, yang menyebut galuh bermakna brutal. Kontroversi lain yang diungkapkannya adalah tidak ada kerajaan di Ciamis.

Pernyataan budayawan yang sering dipanggil dengan sebutan Babe yang sebelumnya juga membuat kontroversi dengan mengatakan bahwa Sriwijaya dan Tarumanegara adalah kerajaan fiktif. Seperti diketahui polemik soal galuh muncul setelah budayawan Betawi tersebut menyampaikan pernyataannya di kanal Youtube Macan Idealis, Rabu 12 Februari 2020.

Galuh yang oleh Babe tersebut bermakna brutal, ternyata artinya jauh berbeda dengan penyebutan kata galuh pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Disebutkan bahwa difinisi arti kata galuh adalah perak, arti lainnya ratna atau intan sebagai sebutan putri raja. Babe sendiri mengatakan arti galuh adalah brutal berdasar kamus Armenia.

Baca Juga: Menganggur Bukan Berarti Menyerah, Simak Kiat Sukses untuk Mendapatkan Pekerjaan

Atas pernyataannya soal galuh yang dimaknai dengan brutal, beberapa tokoh seperti Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Ketua Dewan Kebudayaan Ciamis yang juga Rektor Universitas Galuh Yat Rospia Brata, Bupati Ciamis Herdiat termasuk budayawan dan sejarawan serta tokoh lainnya merasa tersinggung.

Mereka minta agar Ridwan Saidi memertanggungjawabkan pernyataannya yang dinilai telah melukai hati warta tatar galuh Ciamis. Bahkan ada yang berniat mengajukan yang bersangkutan keranah hukum.

Demi menuntaskan persoalan tersbeut Pemerintah Kabupaten Ciamis berencana mengundang seluruh pemangku kepentingan budaya dan sejarah di tatar galuh Ciamis, termasuk pakar sejarah. Selain menyikapi pernyataan Ridwan Saidi, sekaligus juga untuk memersatukan pandangan sejarah Kerajaan Galuh.

Baca Juga: Ekonomi Purwakarta akan Semakin Tumbuh Jika ada Gerbang Tol Baru yang Langsung ke Kawasan Industri 

“Kami sudah merencanakan pertemuan untuk membahas persoalan tersebut. Nantinya diharapkan ada penyusunan sejarah galuh yang satu, tidak seperti saat ini ada beberapa versi. Kami juga mengundang pakar sejarah yang telah melakukan penelitian tentang galuh, dengan demikian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Ngapain ngundang Ridwan Saidi,” tutur Wakil Bupati Ciamis Yana D Putra, Senin 17 Februari 2020 di Pendopo Ciamis.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat