kievskiy.org

Pandemi Covid-19, Jumlah Pengangguran di Banyumas Makin Membengkak

ILUSTRASI buruh, dirumahkan, PHK.*
ILUSTRASI buruh, dirumahkan, PHK.* /ANTARA ANTARA FOTO

PIKIRAN RAKYAT - Angka pengangguran di Kabupatan Banyumas Jawa Tengah dengan adanya pandemi Covid-19,  semakin membengkak.

Sampai pertengahan April 2020 jumlahnya  mencapai 18.657 orang.

Sementara jumlah pengangguran baru dampak dari Covid 19 berdasarkan  hasil pendataan yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (Dinnakerkop UKM)  setempat  mencapai   3.196 karyawan.

Baca Juga: Produsen Tas Alih Produksi untuk Tebar APD Gratis Tenaga Medis dan Masker Nonmedis

 Mereka dirumahkan karena   93 perusahaannya  sudah tidak operasional alias ditutup.

"Selain merumahkan karyawan juga ada lima perusahaan yang memutus hubungan tenaga kerja sebanyak 46 orang," kata Sekretaris Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMK) Kabupaten Banyumas Suwardi Selasa, 14 April 2020.

Dampak yang lain yakni sebanyak 443 tenaga migran asal Banyumas dari sejumlah negara  seperti Hongkong, Taiwan, Korea Selatan, dan Malaysia  dipulangkan.

Baca Juga: Kencan Virtual, Rutinitas 'Normal' yang Bisa Tekan Stres Selama Pandemi Virus Corona

Belum termasuk jumlah tenaga kerja informal yang diberhentikan dan dirumahkan, karena pendapatan dan daya beli masyarakat yang terus menurun.

"Totalnya  jumlah pengangguran di Banyumas  hingga saat ini, setelah ada dampak wabah Covid-19, menjadi 18.657 orangm" terangnya.

Menurutnya data tenaga yang dirumahkan dan pemutusan kerja kemungkinan akan terus bertambah, misal tenaga perantau warga Banyuma yang belum bisa pulang. Sampai saat ini laporan dari perantau yang dirumahkan atai di PHK juga belum semuanya masuk, sehingga angka pengangguran bisa lebih besar lagi.

Baca Juga: Batasi Berita karena Cemas, Zaskia Adya Mecca Hubungi Virolog untuk Tahu Soal Virus Corona

Nasib para pekerja yang saat ini menganggur kata Suwardi telah dipikirkan pemerintah melalui beerbagai program jaring pengaman sosial.

Salah satunya  program Kartu Pekerja, para  buruh yang terkena PHK akibat pandemi COVID-19 bisa mendaftar melalui online .

"Meskipun yang menentukan jumlah penerima Kartu Prakerja di setiap daerah itu adalah pemerintah pusat, kami berharap banyak warga Banyumas yang memperoleh kartu tersebut," katanya.

Baca Juga: Dilarang Pakai Masker agar Tak Takuti Pasien, Puluhan Perawat di Meksiko Kena Virus Corona

Berkaitan dengan kondisi itu Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan UKM, sedang mengupayakan karyawan yang terdampak wabah virus Covid-19 untuk mendapatkan jaring pengaman sosial (JPS) dari pemerintah.

"Kami usulkan ke Pemprov Jawa Tengah, karyawan terdampak wabah virus Covid-19 untuk mendapatkan jaring pengaman sosial," kata Suwardi.

Dalam instagramya  Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta agar nyebutkan buruh yang terkena PHK atau dirumahkan, segera  mendaftar Kartu Prakerja di dinas tenaga kerja kabupaten/kota atau provinsi.

Baca Juga: 1.032 Calon Mahasiswa Ikut Ujian Masuk Unisba, FK Gelar Diskusi Online

"Oleh karena saya minta segera mendaftar,  dari kuota Kartu Prakerja Jateng sejumlah 421.705 orang hingga saat ini baru ada 19.000 orang yang mendaftar atau belum ada 5 persennya. Jadi, peluang masih terbuka lebar," katanya menjelaskan.

Pada Program Kartu Prakerja, Provinsi Jawa Tengah mendapat kuota 421.705 dengan total anggaran Rp 1,49 triliun.

Dengan memiliki Kartu Prakerja, lanjut dia, para buruh yang terkena PHK akan mendapat sejumlah fasilitas pelatihan selama 4 bulan. Selama itu pemegang kartu akan mendapat fasilitas senilai Rp 3.550.000.

Perinciannya sebanyak  Rp1 juta untuk anggaran pelatihan, Rp2,4 juta untuk uang saku, dan Rp 150.000 untuk uang survei.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat