PIKIRAN RAKYAT - Imbas Amerika Serikat (AS) yang mempermasalahkan aplikasi PeduliLindungi, dunia internasional disebut tidak lagi berkubu pada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
AS mempermasalahkan aplikasi PeduliLindungi yang dinilai melanggar hak asasi manusia (HAM) dengan anggapan provasi masyarakat tidak terjaga.
Tidak hanya status vaksin dan infeksi Covid-19, tetapi juga aktivas masyarakat di ruang publik.
Pengamat politik, Rocky Gerung menyebutkan jika tuduhan AS terkait pelanggaran HAM melalui aplikasi PeduliLindungi merupakan teguran dari internasional yang akan berdampak ke pemerintahan Jokowi.
Baca Juga: Tak Perlu Antigen atau PCR Lagi, Covid-19 Kini Bisa Dideteksi Melalui Pernapasan Manusia
"Bagi masyarakat sipil Indonesia teguran dari internasional tentang pelanggaran HAM adalah pertanda bahwa internasional tidak lagi mau memuji-muji atau membantu legitimasi Presiden Jokowi. Artinya, Presiden Jokowi sudah tidak dianggap sebetulnya dalam pergaulan masyarakat HAM dunia," kata Rocky Gerung dikutip Pikiran-Rakyat.com dari YouTube miliknya.
Kondisi tersebut, disebutkan Rocky Gerung akan berdampak ke situasi yang ada di Istana Negara.
"Implikasinya mungkin kita bisa lihat dalam dua minggu ini yaitu keretakan istana semakin besar, karena semua isu tentang HAM itu memang diucapkan secara formal oleh Departemen Luar Negeri AS," ujar Rocky Gerung.