kievskiy.org

Sejarah Persatuan Islam, Organisasi yang Dibentuk pada Awal Abad ke-20

Logo Persatuan Islam atau Persis
Logo Persatuan Islam atau Persis /Instagram.com/infopersis

PIKIRAN RAKYAT – Persis atau Persatuan Islam didirikan pada awal abad ke-20 tepatnya pada tahun 1923 tanggal 12 September atau 1 Syafar 1342 H, organisasi ini dibentuk di kota Bandung.

Organisasi ini pertama kali dipimpin sekaligus didirikan oleh H. Zamzam bersama teman dekatnya yang bernama Muhammad Yunus. Tujuan dari dibentuknya organisasi ini adalah untuk memberikan pemahaman ajaran islam sesuai dengan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.

Organisasi ini dibentuk pada masa penjajahan kolonial Belanda yang mana pada saat itu umat Islam di Indonesia sedang dihadapkan dengan situasi yang terjepit yakni di mana orang-orang yang tidak suka dengan agama islam sering menjadikan agama tersebut sebagai cemoohan, serangan, juga tuduhan dan celaan.

Gagasan didirikannya organisasi ini bermula dari pertemuan yang bersifat kenduri yang mana pertemuan tersebut selalu diadakan berulang kali dan teratur di rumah salah seorang anggota yang berasal dari luar pulau Jawa yang sudah lama tinggal di Bandung.

Baca Juga: Sejarah Kemunculan Seblak yang Jarang Orang Tahu Beserta Resep dan Bahannya

Pertemuan yang melibatkan tiga keluarga tersebut diisi dengan perbincangan yang ringan dan makan-makan. Perbincangan seusai makan saat itu membahas terkait masalah-masalah agama dan gerakan-gerakan keagamaan.

Zamzam dan Muhammad Yunus paling banyak mengeluarkan pemikirannya ketika perbincangan tersebut berlangsung, karena pengetahuan agama yang dimiliki mereka cukup luas. Sebenarnya mereka berdua hanyalah seorang pedagang biasa, tetapi mereka memiliki kesempatan dan waktu untuk memperdalam ilmu agama Islam.

Mereka membahas berbagai macam topik, dimulai dari masalah agama yang dibahas dalam majalah Al-Munir­, majalah Al-Manar, sampai pertikaian antara Al-Irsyad dan Jamiat Khaer. Pembicaraan tersebut juga dihadiri oleh seorang ulama dari Surabaya yang bernama Fakih Hasyim.

Pertemuan yang bersifat kenduri itu berubah menjadi kelompok studi bidang keagamaan di mana para anggotanya menelaah, mengkaji, dan menguji ajaran-ajaran agama yang diterimanya. Dengan pengetahuan agama mereka yang kian meluas, para anggota kelompok tersebut juga mengajarkan kepada sesama muslim di sekitar mereka.

Baca Juga: Sejarah Gedung Sate Bandung, Bangunan Bersejarah yang Jadi Primadona Wisatawan

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat