kievskiy.org

Belum Ada Kasus Penularan Flu Burung ke Manusia di Indonesia, Kemenkes Tetap Waspada

Ilustrasi kasus flu burung yang menular ke manusia.
Ilustrasi kasus flu burung yang menular ke manusia. /Pixabay/Mohamed_hassan Pixabay/Mohamed_hassan

PIKIRAN RAKYAT - Status waspada terhadap kasus flu burung clade 2.3.4.4b yang menular ke manusia telah dikeluarkan Kementerian Kesehatan RI. Hal ini berawal dari temuan kasus H5N1 clade 2.3.2.1c dalam peternakan bebek peking di Kalimantan Selatan.

Diakui Kemenkes, saat ini belum ditemukan dari berbagai daerah di Indonesia terkait kasus flu burung clade yang menular ke manusia. Kasus pertama itu bermunculan di Kamboja yang masuk dalam daftar Disease Outbreak News (DONs) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak Minggu, 26 Februari 2023.

Hanya saja, Kemenkes segera mengeluarkan imbauan agar waspada pada kemunculan kasus flu burung clade yang menular ke Indonesia, sebagaimana tertuang dalam Surat Edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Nomor PV.03.01/C/824/2023 tentang Kewaspadaan Kejadian Luar Biasa Flu Burung (H5N1) Clade Baru 2.3.4.4b.

"Saat ini, memang belum ada laporan penularan ke manusia, tapi kami tetap harus waspada," ujar Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu dalam pernyataan pada Senin, 27 Februari 2023.

Baca Juga: Indonesia Waspadai KLB Flu Burung Meski Risiko Infeksi pada Manusia Masih Rendah

Menurut Maxi, risiko infeksi flu burung yang menular pada manusia masih terbilang rendah. Sedangkan peningkatan waspada itu didasarkan pada mutasi virus bersifat zoonosis yang bisa berlangsung cepat dan konsisten.

Atas sebab itu, Kemenkes melalui SE Dirjen P2P memerintahkan dinas kesehatan provinsi, kabupaten/Kota, dan kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di seluruh Indonesia menindaklanjuti upaya pencegahan dan pengendalian flu burung pada manusia.

Bukan hanya itu, masing-masing daerah harus mulai menyiapkan fasilitas kesehatan untuk kemungkinan munculnya kasus suspek flu burung. Bersamaan dengan faskes, kapasitas labkesmas masing-masing daerah juga harus ditingkatkan.

"Kegiatan surveilans dan Tim Gerak Cepat (TGC) terutama dalam mendeteksi sinyal epidemiologi di lapangan juga perlu ditingkatkan," ujarnya menambahkan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat