kievskiy.org

Terkuak Rumah Sakit Tempat Jual Beli Ginjal WNI di Kamboja, Keraguan Masa Lalu RS Jadi Kenyataan

Ilustrasi ginjal.
Ilustrasi ginjal. /Unsplash/Robina Weermeijer

PIKIRAN RAKYAT - Preah Ket Meala Hospital merupakan rumah sakit militer Kamboja yang digadang-gadang menjadi tempat sindikat internasional tindak pidana penjualan orang (TPPO) melakukan transaksi jual beli ginjal warga negara Indonesia (WNI).

Kadiv Hubinter Polri Irjen Pol. Krishna Murti menuturkan lokasi jual beli inilah yang membuat polisi sedikit kesulitan dalam mengungkap kasus jual beli ginjal WNI yang dilakukan oleh sindikat tersebut.

Demi menemui bukti konkret terkait kasus TPPO ini, Polri perlu berkoordinasi dengan otoritas lebih tinggi untuk membantu penyelidikan sekaligus memulangkan korban ke Indonesia.

"Terjadi eksekusi transaksi ginjal itu di Rumah Sakit Pemerintah, dan ini menjadi catatan sehingga kami harus berkomunikasi dengan otoritas yang lebih tinggi, bahkan kami ke staf khusus Perdana Menteri, berkomunikasi untuk meminta bantuan memulangkan para korban TPPO,” ucapnya.

Baca Juga: Jokowi Ingin Pindahkan PT DI dan Pindad demi Kertajati, Pengamat: Buang-buang Uang

Di samping fakta bahwa RS Militer terseret dalam kasus TPPO jual beli ginjal Bekasi-Kamboja, rupanya pusat layanan medis ini dulu sempat diminta dipromosikan oleh pemerintah setempat sebagai penyedia layanan operasi transplantasi ginjal terbaik.

Dilansir dari surat kabar The Phnom Penh Post yang terbit pada 22 Maret 2022, Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen menyarankan agar Kementerian Kesehatan mempertimbangkan kemungkinan mengiklankan operasi transplantasi ginjal di RS Preak Ket Mealea.

Saran itu disampaikan Hun Sen setelah melihat tingkat keberhasilan Kamboja dalam melakukan operasi ginjal sejak 2010. Perdana menteri juga mendesak para dokter untuk mengikuti sumpah Hipokrates mereka dan melakukan yang terbaik untuk kesejahteraan rakyat.

Berdasarkan sejarah, tercatat RS Preak Ket Mealea mampu melayani operasi transplantasi ginjal anggota angkatan bersenjata Kamboja dan China. Meski demikian, rumah sakit itu tidak mempublikasikan ide tersebut lebih awal pada masyarakat karena khawatir dapat menimbulkan keresahan yang tidak rasional tentang perdagangan organ.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat