/photo/2023/12/05/3989647148.jpg)
PIKIRAN RAKYAT - Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan Ketua nonaktif KPK Firli Bahuri terbukti melanggar etik lantaran bertemu dan berkomunikasi dengan mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang perkaranya tengah ditangani KPK.
Bahkan, Anggota Dewas KPK Syamsuddin Haris menyebut Firli Bahuri masih berkomunikasi dengan Syahrul Yasin Limpo setelah politikus Partai NasDem tersebut menyandang status tersangka terkait kasus dugaan pemerasan, penerimaan gratifikasi, dan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
"Setelah Surat Perintah Penyidikan atas nama saksi Syahrul Yasin Limpo ditandatangani dan ditetapkan sebagai tersangka, terperiksa (Firli Bahuri) kembali melakukan komunikasi dengan saksi Syahrul Yasin Limpo melalui pesan WhatsApp pada bulan September 2023,” kata Syamsuddin Haris dalam sidang putusan kode etik dan pedoman perilaku, Rabu, 27 Desember 2023.
“Pada saat saksi Syahrul Yasin Limpo berada di Roma dan Penyidik KPK melakukan penggeledahan di rumah saksi Kasdi Subagyono (Sekretaris Jenderal Kementan),” ujarnya menambahkan.
Baca Juga: Prabowo Kenang Kekalahan Pilpres 2019: Sudah Kalah ya Bokek, Siapa yang Mau Dukung
Syamsuddin mengungkapkan ketika itu Syahrul Yasin Limpo meminta petunjuk dan bantuan kepada Firli Bahuri. Kemudian, Firli Bahuri membalas pesan Syahrul Yasin Limpo dan langsung menghapus isi percakapannya.
“Dalam komunikasi tersebut saksi Syahrul Yasin Limpo mengatakan 'Mohon izin jenderal, baru dapat infonya. Kami mohon petunjuk dan bantuan karena masih di LN. Tabe.' tutur Syamsuddin
“Dan dijawab oleh terperiksa (Firli Bahuri) yang kemudian dihapus. Komunikasi ini pun tidak disampaikan oleh terperiksa kepada pimpinan yang lain," ucapnya menambahkan.
Baca Juga: Cak Imin Ajak Dukung Perubahan: Jangan Menyesal Seperti Tetangga Sebelah
Lebih lanjut Syamsuddin menyampaikan bahwa Syahrul Yasin Limpo turut membawa tangkapan layar berisi pesan yang dihapus Firli.