kievskiy.org

Pandemi Covid-19 Buat Kesenjangan Pendidikan Semakin Nyata di Indonesia

Ilustrasi pendidikan.
Ilustrasi pendidikan. /Pikiran Rakyat/Yusuf Wijanarko

PIKIRAN RAKYAT - Pandemi Covid-19 semakin menyadarkan bahwa kesenjangan dunia pendidikan di Indonesia masih tinggi. Hal itu bukan semata menjadi dampak pandemi, melainkan sudah terjadi sejak beberapa dekade silam.

Pegiat pendidikan yang juga merupakan Inisiator Semua Murid Semua Guru (SMSG) Najeela Shihab menyebutkan, jika dulu fenomena disparitas pendidikan ini hanya menjadi bahan diskusi kalangan terbatas yang paham terhadap substansi pendidikan saja, kini kondisinya sudah dapat dirasakan banyak masyarakat.

"Misalnya di suatu daerah, dari luar kita lihat seragam, ternyata beragam kesenjangannya. Tidak hanya soal kualitas, tapi dari berbagai lini," ucap Najeela, dalam webinar bertajuk 'Ngobrol Publik (Ngopi): Peluang dan Tantangan Pendidikan Indonesia di Tahun 2021' yang diselenggarakan SMSG, Minggu 21 Januari 2021.

Hasil riset dari ISEAS-Yusof Ishak Institute yang dirilis pada 21 Agustus 2020, menjelaskan ketimpangan nyata di dunia pendidikan Indonesia selama musim pandemi Covid-19. Hampir 69 juta siswa kehilangan akses pendidikan dan pembelajaran di era pandemi.

Baca Juga: 6 Wilayah Jadi Prioritas di Jawa Barat, Vaksinasi Covid-19 Lansia Tahap Kedua Digelar Besok

Baca Juga: AS Akhirnya Jatuhkan Sanksi kepada Dua Jenderal Myanmar Atas Kudeta Militer

Akan tetapi, di sisi lain, banyak kelompok siswa dari keluarga mapan lebih mudah belajar jarak jauh. Ini implikasi dari ketimpangan, tulis riset itu.

Riset itu juga mendapati hanya 40% orang Indonesia memiliki akses internet. Ia makin membuka tabir ketimpangan infrastruktur komunikasi, khususnya di luar Pulau Jawa. Bahkan sekali pun di kota besar seperti Jakarta, ketimpangan akses belajar jarak jauh selama pandemi ini kentara.

Tidak hanya menyoal teknologi, namun lebih kepada esensi pendidikan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat