kievskiy.org

PPDB Tahap II, SMAN 3 dan 5 Bandung Sediakan Dua Bangku untuk Anak Berkebutuhan Khusus

POSTER pengumuman hasil seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Jawa Barat, yang bisa mulai diakses Senin, 22 Juni 2020.
POSTER pengumuman hasil seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Jawa Barat, yang bisa mulai diakses Senin, 22 Juni 2020. /Disdik.jabarprov.go.id

PIKIRAN RAKYAT - SELAIN jalur zonasi, pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahap II tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) juga dibuka jalur anak berkebutuhan khusus (ABK). Sejumlah sekolah menyediakan jalur ABK dengan jumlah yang sedikit. 

Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi SMAN Bandung Ida Rohayani mengatakan, SMAN 3 Bandung membuka kesempatan untuk dua siswa ABK. Namun, pihak sekolah belum menentukan jenis ABK yang diterima.

Pihak sekolah akan melihat dulu jenis ABK para siswa yang mendaftar. Kemudian, menentukan jenis ABK yang bisa ditangani.

Baca Juga: PHBS Warga Masih Rendah, Jumlah Kasus DBD di Cianjur Mencapai 300

Pada PPDB tahun lalu, siswa ABK yang diterima di SMAN 3 Bandung adalah yang cacat fisik. Pertimbangannya, siswa cacat fisik lebih mudah ditangani oleh pihak sekolah. 

"Untuk jenis ABK lain, pihak sekolah merasa kesulitan menangani karena tidak mempunyai ahli di bidangnya. Misalnya, tidak mempunyai guru yang bisa berbahasa isyarat untuk menangani siswa tunarungu," kata Ida di SMAN 3 Bandung, Kamis 25 Juni 2020.

Baca Juga: Masa Pandemi Covid-19, Petani KBB Didorong Pasarkan Produk Pertanian secara Daring

Sementara itu, di SMAN 5 Bandung, sudah ada dua calon siswa yang mendaftar dari jalur ABK saat pendaftaran tahap I, meskipun pendaftaran jalur ABK baru dibuka pada tahap II PPDB. Meski demikian, pihak sekolah masih menerima pendaftar lain lewat jalur ABK pada tahap II PPDB.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 5 Bandung Eka Harijanto mengatakan, siswa ABK yang ingin bersekolah di SMAN 5 Bandung harus bersedia menyediakan guru pendamping untuk mendampingi kegiatan belajar mengajar. Hal itu karena pihak sekolah tidak mempunyai guru yang mampu menangani siswa ABK, seperti siswa tunarungu. Sama seperti SMAN 3 Bandung, pihak SMAN 5 Bandung juga menyediakan dua kursi untuk siswa ABK. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat