kievskiy.org

Disperindag Kab. Bandung Akan Menutup Toko yang Tidak Terapkan Protokol Kesehatan

Kondisi Pasar Cileungsi Kabupaten Bogor setelah sempat ditutup karena menjadi klaster penularan Covid-19.
Kondisi Pasar Cileungsi Kabupaten Bogor setelah sempat ditutup karena menjadi klaster penularan Covid-19. / ANTARA/M. Fikri Setiawan

PIKIRAN RAKYAT - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bandung akan bertindak tegas menutup toko yang masih membiarkan pegawai dan pengunjungnya yang tidak memakai masker. Tindakan tegas itu terpaksa dilakukan, karena hingga saat ini masih banyak orang yang beraktivitas di pertokoan tanpa mengenakan masker.

Kepala Disperindag Kabupaten Bandung Popi Hopipah mengaku prihatin dengan masih adanya pedagang, pegawai, dan pengunjung pasar serta toko yang belum disiplin menerapkan protokol kesehatan. "Selama perjalanan menuju rapid test tadi, banyak toko yang belum menerapkan pemakaian masker," ujarnya di sela-sela tes massal Covid-19 untuk pedagang dan pegawai Pasar Banjaran, Kamis 11 Juni 2020.

Padahal, menurut Popi, pihaknya sudah berulang kali memberikan sosialisasi kepada mereka. Namun kenyataannya, mereka masih belum sepenuhnya menaati imbauan untuk memperketat penerapan protokol kesehatan.

Baca Juga: Pedagang Positif Covid-19, Pasar Leuwipanjang Kota Bandung Ditutup dan 200 Lainnya Jalani Rapid Test

Kondisi itu, kata Popi, memaksa pihaknya untuk segera menerapkan tindakan tegas. Terlebih pekan depan Kabupaten Bandung berencana menerapkan adaptasi kebiasaan baru (AKB).

"Ini sosialisasi untuk kesekian kalinya untuk masyarakat dan pelaku usaha. Karena minggu depan kita akan menerapkan New Normal, maka tidak ada ampun lagi. Kami akan menutup toko-toko yang membiarkan pegawai atau pengunjungnya yang tidak memakai masker," tutur Popi.

Terkait tes massal di pasar sendiri, Popi menegaskan, bahwa hal itu akan terus dilakukan secara bertahap di seluruh wilayah Kabupaten Bandung. Namun ia menegaskan, tidak akan menutup pasar sekalipun ditemukan kasus positif.

Baca Juga: Sepekan Tak Ada Penambahan Kasus Covid-19, Cianjur Masih Tetap Zona Kuning

"Kalau ada yang positif, kami tidak menutup pasar. Tetapi kami akan mensterilkan pasar dan mengisolasi mereka yang positif dan melakukan penelusuran kontak. Ekonomi harus terus berjalan

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Grace Mediana mengatakan, tes massal yang dilakukan di Pasar Banjaran tersebut ditargetkan menyisir sekitar 200 pedagang dan pegawai pasar. "Hingga Kamis siang sudah ada 150 orang yang dites," ujarnya.

Dari 150 orang yang sudah menjalani tes tersebut, kata Grace, pihaknya menemukan dua orang yang hasilnya reaktif. Oleh karena itu, mereka langsung diarahkan untuk menjalani tes usap.

Baca Juga: Sektor Pariwisata di Kabupaten Bandung Kembali Dibuka, Para Pelaku Usaha Berikan Reaksi Seragam

"Yang reaktif ini belum tentu positif, sehingga kami harus memastikannya dengan tes usap. Sambil menunggu hasil, mereka harus isolasi mandiri dulu di rumah untuk mencegah penyebaran dan memutus mata rantai penularan," kata Grace.

Selain mereka yang reaktif dalam rapid test, kata Grace, tes usap juga dilakukan terhadap pedagang dan pegawai pasar yang berisiko tinggi. Terutama mereka yang berusia di atas 50 tahun.

Grace menegaskan, pihaknya akan terus menggencarkan pengetesan di tempat-tempat keramaian seperti pasar. Dengan begitu, risiko paparan kasus positif bisa dideteksi sedini mungkin.

Baca Juga: Pasar Karangayu Dibuka Kembali, Ganjar : Nah Ini Bagus, Lebih Bersih dan Tertata

Setelah Pasar Banjaran, Grace melansir pekan depan tes massal serupa akan dilakukan di Pasar Ciwidey. Pekan depannya lagi akan diteruskan ke Pasar Pangalengan.

Sebelumnya, tes serupa juga sudah pernah dilakukan di Pasar Baleendah, Pasar Cicalengka dan dua pasar di Kecamatan Majalaya. Dalam tes tersebut, setidaknya tiga pedagang di Majalaya dan empat di Cicalengka menunjukan hasil reaktif, tetapi setelah dites usap hasilnya negatif. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat